Sukses

Semarak Kemerdekaan di Garut, Pembagian Selimut Hingga Freestyle Becak

Ragam kegiatan tradisional pesta rakyat 17 Agustusan itu diharapkan menjadi perekat persatuan dan kesatuan masyarakat.

Liputan6.com, Garut - Pesta Dirgahayu Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia telah usai. Banyak peristiwa dan hiburan rakyat Garut, Jawa Barat, yang ditampilkan selama gelaran 17 Agustusan itu.

Berikut Liputan6.com merangkum, rangkaian cerita kemeriahan rakyat, dalam rangka memeriahkan HUT ke-74 Indonesia di Garut.

Selimut Kehangatan Bagi Veteran

Dibanding perayaan tahun sebelumnya, upacara kemerdekaan HUT ke-74 RI kali ini, terasa istimewa bagi sekitar 200 orang veteran asal Garut, Jawa Barat.

Mereka mendapat hadiah menggembirkan berupa selimut tebal plus uang kadeudeuh (kasih sayang) dari pemda Garut.

A.Suryanto, (87) salah seorang veteran asal Cisurupan mengaku bangga, dengan adanya doorprize dadakan menarik itu.

 “Alhamdulillah aya kanyaah ti pamarentah (Alhamdulillah ada perhatian dari pemerintah),” ujar dia dalam obrolan hangatnya dengan Liputan6.com, di gedung rakyat milik pemda Garut tersebut.

Menurutnya, pemberian selimut baru pertama kali diberikan pemerintah Garut. “Biasanya selepas upacara paling makan-makan kemudian bubar,” ujar dia.

Namun khusus tahun ini, di periode kedua pemerintahan Rudy Gunawan – Helmi Budiman, para veteran lebih diperhatikan.

“Ada juga uang kadeudeuh (kasih sayang) juga,” ujar dia, menunjukan satu apmplop kecil yang berada di dalam tas selimbut.

Nampak arona keceriaaan sambil diselingi canda tawa, terlihat di wajah Suryanto dan rekannya, sambil memperhatian rekan lainnya.

“Saya berangkat 10 orang dari Cisurupan jadi giliran,” kata dia.

Hal senada disampaikan Muhtar, (87), salah satu veteran perjuangan lainnya, yang berasal dari kecamatan Kadungora. Menurutnya, pemberian selimut cukup bermanfaat, terlebih dengan cuaca dingin saat ini.

“Lumayan kadeudeuh (kasih sayang) dari pemerintah, hatur nuhun (terima kasih),” ujarnya.

Meskipun tidak sebanding dengan perjuangan veteran di medan perang, namun adanya pemberian itu, menunjukan perhatian pemerintah.

Teu nanaon sakieu oge dan karasa (tidak masalah hanya ini juga sebab terasa),” ujar dia.

Sementara itu, Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, total ada sekitar 200 selimut yang diberikan bagi para pejuang sepuh tersebut.

“Apalagi di saat kondisi cuaca Garut yang sangat dingin di waktu -waktu tertentu,” kata dia. Sebagai pejuang kemerdekaan, sudah selayaknya jerih payah mereka mendapatkan perhatian pemerintah.

“Meskipun masih jauh dari harapan, namun minimal bisa memberikan kebahagiaan bagi mereka di hari kemerdekaan ini,” kata dia.

 

 

 

2 dari 4 halaman

2 Bendera Raksasa

Dua bendera merah putih raksasa di dua tempat berbeda menjadi pemandangan istimewa dalam perayaan Kemerdekan ke-74 Republik Indonesia di Garut, Jawa Barat tahun ini.

Bendera pertama sepanjang 100 meter dengan lebar sekitar empat meter, menjadi pemandangan pertama dalam perayaan di Lapangan Otista, Alun-alun Garut. Sementara bendera raksasa kedua, berkibar di SMKN 1 Garut.

"Ini bendera pertama yang sengaja dibentangkan khusus untuk memeriahkan kemerdekaan Indonesia yang ke-74 ini," ujar pembawa acara selepas Upacara Kenegaraan HUT ke-74 yang dipimpin Bupati Garut, Sabtu (17/8/2019).

Sontak panjang bendera yang mencapai 100 meter itu memacetkan dan menghentikan acara devile atau iring-iringan, kontingen peserta upacara kemerdekaan di Garut tersebut.

Sementara itu, bendera raksasa kedua berada di halaman SMKN 1 Garut. Bendera sepanjang 30 x 8 meter nampak gagah berkibar di atas sekitar 1.500 siswa yang hadir.

Kepala SMKN 1 Garut Dadang Johar Arifin mengatakan, pengibaran bendera raksasa sebagai simbol penghargaan warga negara untuk memperingati kemerdekaan Republik Indonesia. "Setiap tanggal 17 Agustus dari Sabang sampai Merauke, harus diperingati sebagai nilai sejarah bangsa," ujarnya.

Ia mencontohkan perjuangan yang pernah dikorbankan beberapa pahlawan kemerdekaan seperti Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, Hasanudin, hingga pahlawan dari Pulau Jawa untuk memerdekakan Indonesia.

"Semoga kita menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang hebat, menjadi siswa siswi yang betul mengenang para pejuang kita terdahulu, Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-74," ujarnya bangga. 

Padilah Efendi salah satu pengibar bendera raksasa, mengaku bangga menjadi bangian penting pengibaran itu. Meskipun terbilang mepet hanya satu hari latihan, namun siswa kelas Xl Akuntansi 1 ini mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

"Alhamdulillah seluruhnya lancar," kata dia.

 

3 dari 4 halaman

Gebyar Panjat Pinang

Jika biasanya pesta lomba panjat pinang selalu dipusatkan di lapangan Ciateul, Tarogong Kidul. Namun tahun ini sekitar 74 pohon pinang, yang melambangkan HUT Kemerdekaan ke-74 RI, sengaja disebar di empat kecamatan Garut, yakni Pameungpeuk, Wanaraja, Cibatu dan Kadungora.

Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, sebagai bentuk rasa sukur atas nikmat kemerdekaan, lembaganya akhirnya berihtiar menggelar hajatan panjat pinang bagi masyarakat.

“Banyak hadiah menarik yang kami sediakan mulai uang hingga sepeda motor,” ujarnya.

Total ada sekitar 220 tim dan 1.200 peserta yang diundang untuk memeriahkan hiburan tradisional 74 buah pohon pinang. “Kita undang beberapa desa dan kecamatan se kabupaten Garut,” ujarnya.

Menurutnya, pembagian puluhan pohon pinang ke di empat wilayah kecamatan, merupakan bentuk ihitiar pemerintah, untuk memberi kan hiburan sebagai perwakilan tiap wilayah. “Antusias warga sangat baik,” ujarnya.

Selain panjat pinang, kegiatan lain yang dilaksanakan untuk memeriahkan HUT ke-74 RI tersebut antara lain pawai obor, pawai seni dan budaya.

“Dan tentunya berbagai perlombaan yang bisa dinikmati warga masyarakat kabupaten Garut,” ujar dia. Dengan adanya lomba itu, lembaganya berharap, mampu memupuk jiwa persatuan dan kesatuan antar warga dalam upaya mengisi kemerdekaan. “Ke depan kita akan menggelar pesta rakyat lebih meriah lagi,” ujar dia.

4 dari 4 halaman

Freestyle Becak

Jika di beberapa kecamatan berpeluh keringat naik pohon pinang. Lain halnya di bilangan jalan Ahmad Yani, pengkolan Garut. Ratusan tukang becak jalanan, justru berpeluh kesah dalam adu kontes freestyle becak Kemerdekaan Indonesia .

Kayuhan pedal becak yang dipadu dengan keahlian mengendalikan becak, mampu menghasilkan hiburan tersendiri bagi warga yang menyaksikan.

“Awas labuh (awas terjatuh)," ujar Indra, salah seorang penonton yang hadir.

Sementara itu, liukan becak layaknya slalom jalanan dengan membentuk angka nol, mampu menyihir seluruh mata yang menyaksikan dalam kesempatan itu.

"Seru juga, ternyata tukang becak memiliki keahlian lebih jika dilatih,” ujar dia sambil sesekali menyemangati tukang becak lainnya yang tengah menunggu giliran mentas.

Untuk menghilangkan ketegangan, sesekali nampak canda gurau dan keisengan sesama penarik becak, tak jarang hal itu mampu mengganggu konsentrasi rekannya yang telah dipanggil untuk menunjukan aksi nyentriknya.

Kagok euy (Nanggung),” ujar salah seorang penarik becak, setelah aksinya gagal, akibat kurang konsentrasi.

Sedangkan sebagian tukang becak lainnya, terlihat berlatih serius untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam ajang itu. Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna yang menjadi inisiator dalam kegiatan itu mengku bangga tingginya animo masyarakat. 

"Intinya kami ingin berbagi keceriaan dalam rangka HUT RI ke 74 ini," ujar dia, Sabtu (17/8/2019) lalu.

Menurutnya, sebagai moda transportasi tradisional masyarakat, keberadaan becak menjadi salah satu hal penting dalam memberikan pelayanan bagi rakyat Garut.

"Makanya kami hadirkan hiburan freestyle becak ini untuk hiburan masyarakat," ujarnya bangga.

Total ada sekitar 250 penarik becak dari berbagai pangkalan di wilayah perkotaan Garut, termasuk 50 pesepeda freestyle yang sengaja diundang dalam kegiatan tersebut.

Video Terkini