Sukses

Tanaman Kayu Manis Asal Ternate Kian Terancam Punah

Antusias petani Ternate menanam rempah kayu manis semakin merosot karena nilai ekonomisnya lebih rendah dibandingkan dengan cengkeh dan pala.

Liputan6.com, Ternate - Tradisi menanam kayu manis di Kota Ternate Maluku Utara (Malut) kini terancam punah. Padahal, tanaman kayu manis di Kota Ternate sejak zaman dulu dikenal dengan kekhasan aromanya.

Hamdal, petani di Kota Ternate, mengatakan para petani di daerahnya tidak berminat lagi membudidayakan kayu manis. Salah satu alasannya karena nilai ekonominya kecil dibandingkan dengan menanam cengkih atau pala.

Tanaman kayu manis baru bisa diproduksi berusia sekitar 10 tahun dan hanya kulitnya yang bisa bernilai ekonomis.

"Yang menghasilkan uang hanya kulitnya. Kayunya tidak memiliki nilai ekonomi karena tidak dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan," ujarnya, Minggu (25/8/2019), dilansir Antara.

Dalam satu pohon kayu manis, hanya menghasilkan sekitar Rp1 juta. Jumlah ini jauh lebih kecil jika dibandingkan hasil cengkih atau pala yang dalam satu pohon bisa menghasilkan Rp5 jutaan. Produksi cengkih dan pala ini juga berkesinambungan.

Saat ini, petani di Ternate hanya menanam kayu manis sebagai batas kebun. Itu juga keberadaannya menghalangi pertumbuhan cengkih dan pala. Biasanya, pohon kayu manis akan ditebang karena bisa memengaruhi produktivitas kedua jenis tanaman rempah itu.

Menurut Idrus, pelaku usaha kuliner tradisional di Ternate, bahan baku usahanya memanfaatkan kayu manis. Namun, belakangan ini semakin sulit untuk mendapatkan kayu manis produksi dari Ternate, sehingga mereka terpaksa mendatangkan dari wilayah Halmahera.

"Kita masih gunakan kayu manis khas Ternate, karena aromanya lebih harum dibandingkan kayu manis daerah lainnya di Malut," katanya.

Ia menyarankan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, untuk memberikan insentif kepada petani di daerah ini. Langkah tersebut agar para petani kembali membudidayakan kayu manis secara besar-besaran.

Rempah khas Ternate ini juga bisa menjadikannya sebagai tanaman penghijauan di kawasan hutan kritis yang dibiayai pemerintah.

Kayu manis selain dimanfaatkan untuk bahan baku makanan, juga dipakai untuk bahan pengobatan herbal seperti untuk penyakit diabetes, gangguan pencernaan, dan menurunkan darah tinggi.

 

Simak video pilihan berikut ini: