Sukses

Poster Seronok Toko Obat Kuat di Jember Bikin Warga 'Gerah'

Petugas Satpol PP meminta pemilik usaha untuk mengganti reklame yang berisi 11 jenis obat kuat untuk lelaki ini.

Liputan6.com, Jember - Demi menarik perhatian warga dalam trik pemasaran, seorang pedagang obat penambah vitalitas lelaki alias obat kuat, nekat memasang reklame dengan gambar wanita super seksi.

Poster lengkap dengan nama jenis obat penambah vitalitas laki-laki, dipasang di depan tokonya, yang terletak di Jalan Muhamad Seruji, Kelurahan Patrang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur. 

Khawatir gambar tak seronok dan vulgar di poster itu memengaruhi mental generasi muda, apalagi pemasangannya di pinggir jalan yang biasa dilalui pelajar, sejumlah warga protes terhadap pemasangan poster itu.

Warga mengadukan pemasangan reklame, yang diduga berkonten pornografi ke Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkab Jember. Menanggapi keresahan masyarakat Jember, sejumlah personel Satpol PP langsung mendatangi toko obat kuat itu.

"Baru satu hari banner bergambar tak seronok terpasang di pinggir jalan Jember-Bondowoso. Begitu menerima laporan dari masyarakat, langsung kami tindak lanjuti, banner dilepas," tutur Kasatpol PP Jember, Arif Cahyono, kepada Liputan6.com, akhir pekan lalu.

Saat pelepasan poster itu, Satpol PP memberi teguran kepada pemilik toko berinisial A (47) warga Kelurahan Patrang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, untuk tidak memasang reklame tersebut.

Sebab, konten reklamenya tak seronok dan dinilai bermuatan pornografi. Petugas Satpol PP meminta pemilik usaha untuk mengganti reklame yang berisi 11 jenis obat penambah vitalitas laki-laki ini.

"Pemilik usaha bersedia mengganti reklamasi tersebut serta tidak akan mengulanginya lagi," ujar Arif.

Arif mengimbau para pelaku usaha, tidak membuat reklame yang vulgar demi menarik perhatian warga. Apalagi tempat tersebut merupakan tempat umum di pinggir jalan raya Jember-Bondowoso. Dan Kabupaten Jember, yang terkenal sebagai kota santri menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa adat ketimuran.

"Pasang reklame, seharusnya yang mendidik, tidak berbau pornografi," tegas Arif.

 

 

Simak video pilihan berikut ini: