Liputan6.com, Malang - Sebuah pohon beringin rimbun dan tinggi menjulang. Di bawahnya, terdapat bangunan mirip pendopo kecil di kelilingi tembok setinggi dada orang dewasa. Bangunan itu melindungi sebuah Arca Ganesha yang tampak kokoh berdiri.
Berada di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, lokasi Arca Ganesha itu tidak jauh dari pintu masuk Bendungan Karangkates atau Waduk Sutami. Arca Ganesha Karangkates merupakan salah satu situs bersejarah penginggalan Kerajaan Singasari yang konon dikeramatkan dan punya cerita mistis.
Warga desa juga kerap menyebut situs ini dengan nama ‘Mbah Gajah’. Nama itu merujuk pada sosok Ganesha yang juga dewa dalam kepercayaan Hindu.
Advertisement
Baca Juga
Supiati, juru kunci Arca Ganesha Karangkates mengatakan, dari cerita turun temurun warga desa, arca di lokasi itu awalnya ditemukan oleh Mbah Wono Udo. Setelah ditemukan, kemudian dibersihkan bersama para sesepuh desa lainnya.
"Itu cerita orang-orang tua dulu. Setelah dibersihkan, kemudian dibawa ke Singasari," kata Supiati kepada Liputan6.com akhir pekan lalu.
Para sesepuh desa itu menggunakan pedati yang ditarik 44 lembu pada siang hari. Anehnya, pada malam harinya Arca Ganesha sudah berada di posisi semula. Padahal rombongan warga yang mengantar masih dalam perjalanan kembali pulang ke desa.
"Sejak saat itu pula tidak ada lagi yang berani memindah, tetap di tempat ini," tutur Supiati.
Peninggalan Singasari
Para ahli sejarah meyakini Arca Ganesha ini sudah bergeser dari posisi aslinya, meski tapi diperkirakan letaknya tidak terlalu jauh berbeda dengan letak aslinya. Bila arca sekarang menghadap utara, diduga dahulu menghadap ke arah barat daya.
Arca Ganesha itu secara keseluruhan berasal dari dua batu andesit yang disambung antara tokoh arca dengan lapik (landasan). Arca dalam posisi berdiri Samabhangga dengan hiasan motif tengkorak berjumlah sembilan buah di atas lapik.
Sejarawan Malang, Suwardono dalam sebuah artikelnya tentang Arca Ganesha di Karangkates menuliskan detil arca. Bermahkota untaian rambut disanggul ke atas (jatamuka) dengan berhias tengkorak dan bulan sabit (ardhacandrakapala).
Suwardono memperkirakan arca ini dibuat pada masa Kerajaan Singasari 1222-1292. Sebab merujuk pada ikonograf atau ilmu arca, ada kesamaan antara arca di Karangkates ini dengan Arca Ganesha di Candi Singasari yang sekarang disimpan di Leiden, Belanda.
"Arca didirikan di daerah lembah dan perbukitan yang dianggap sangat rawan dan angker pada zaman dahulu," tulis Suwardono.
Lokasi arca Ganesha Karangkates ini berdiri, merupakan lokasi pertemuan Sungai Brantas dan Sungai Lahor. Arca sengaja ditempatkan di lokasi yang oleh masyarakat masa itu dianggap punya kekuatan gaib. Sebagai penolak bala dari segala macam gangguan jahat.
Karangkates pada masa Jawa kuno disebut-sebut bagian dari ‘pinggir Aksa’, tembok pembatas antara Janggala-Kadiri. Kawasan yang dilalui tentara Kadiri bergerak dalam senyap saat menyerbu dan menghancurkan Singasari pada 1292.
Advertisement