Liputan6.com, Pekanbaru- Puluhan emak-emak dari berbagai majelis taklim di Pekanbaru turun ke jalan menyuarakan pembelaan terhadap Ustaz Abdul Somad (UAS). Mereka rela berpanas-panasan di tengah teriknya matahari di depan Mapolda Riau, Jalan Jenderal Sudirman.
Sebelumnya, puluhan emak-emak pembela UAS ini berjalan kaki dengan puluhan pria yang baru melaksanakan Salat Jumat di Masjid Agung An-Nur Pekanbaru. Mereka berada di barisan belakang, dikawal puluhan personel polisi dari Polresta Pekanbaru.
Advertisement
Baca Juga
Kepada polisi, massa aksi demonstrasi ini mengucapkan terimakasih karena dikawal berjalan kaki sekitar setengah kilometer dari masjid. Mereka juga mengapresiasi polisi yang mengatur lalu lintas agar masyarakat lainnya tak terganggu di jalan.
Tokoh perempuan Riau, Azlaini Agus menyampaikan, masyarakat Bumi Lancang Kuning, khususnya yang selalu menjadi jamaah pengajian UAS, merasa terganggu dengan sejumlah pihak yang mempolisikan ceramah yang videonya viral belakangan ini.
Mantan anggota Ombudsman ini menyebut ceramah itu dilakukan dalam majelis taklim ataupun forum tertutup. Isi ceramah juga dalam rangka menjawab pertanyaan dari salah satu jamaah majelis taklim yang hadir.
"Jika kemudian ada yang menyebarluaskan, maka yang bertanggungjawab adalah adalah penyebarnya. Yang bertanggungjawab adalah yang mengiring ceramah ke isu agama," kata Azlaini, Jumat (30/8/2019).
Azlaini menjelaskan, apa yang dibicarakan UAS dalam ceramahnya merupakan hubungan antara guru dengan murid. Isi ceramah merupakan ajaran Tauhid atau akidah yang ditanyakan murid kepada guru.
"Apakah ajaran Tauhid itu salah sehingga harus dilaporkan," tegas dosen salah satu perguruan tinggi di Pekanbaru ini.
Menurut Azlaini, langkah hukum yang ditempuh beberapa pihak dengan terlapor adalah UAS merupakan tindakan salah alamat. Pendapat Azlaini, yang harus diusut itu adalah yang menyebar dan memviralkan sesuai Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
"Makanya kami berharap polisi bersikap bijak dan adil, kalaupun UAS diproses kami siap berjuang hingga titik darah terakhir," kata Azlaini.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Majelis Taklim Subuh
Orator lainnya, Ustadz Khalid Tobing, menjelaskan bahwa ulama merupakan ujung tombak perjuangan ajaran agama dalam rangka perbaikan akhlak umat. Terhadap ceramah yang viral itu, Khalid menyebutnya bentuk menjaga akidah umat Islam.
Khalid menjelaskan, potongan video itu merupakan salah satu ceramah UAS di Masjid Agung An-Nur Pekanbaru tiga tahun lalu. Ceramah itu dilaksanakan usai Salat Subuh dan UAS menjawab pertanyaan salah satu jamaah.
"Itu forum tertutup untuk umat Islam saja. Maka kalau ada yang melaporkan, sudah jelas ini bentuk kriminalisasi ulama yang sedang menjaga akidah umat," jelas Khalid.
Menurut Khalid, setiap kajian akidah agama dan bersifat tertutup selalu membicarakan ajaran masing-masing. Begitu halnya dengan agama lain, di mana pemukanya juga akan menjaga akidah pengikutnya.
"Makanya adalah kewajiban bagi kita semua membela ulama karena dikriminalisasi terkait ceramah, apalagi berhubungan dengan akidah," sebut Khalid.
Usai Khalid, perwakilan Brigade 08 Forum Umat Islam Riau menjelaskan, ulama punya dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia punya peran penting. Ulama kalau itu disebutnya menggerakkan umat melawan penjajah Belanda dan Jepang.
Kala itu, ulama bahu membahu dengan pemuka agama lainnya dalam memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan. Ulama menjadi lokomotif perjuangan bangsa dalam merebut tanah air.
"Ulama kala itu juga mendirikan pesantren untuk mendidik rakyat. Umat Islam juga bertoleransi dengan agama lainnya dan itu sampai terjaga dengan baik," katanya.
Hampir satu jam lebih menyuarakan pembelaan terhadap UAS, massa membubarkan diri dengan tertib. Sampah makanan dan minuman dimasukkan ke kantong yang sudah dibawa beberapa pendemo.
Massa atas nama Forum Umat Islam Riau ini berjanji akan turun lagi dalam jumlah banyak jika laporan terhadap UAS tidak dicabut. Mereka berjanji akan membela UAS yang sejak kecil sudah hidup dan memulai dakwahnya di Riau.
Advertisement