Liputan6.com, Indragiri Hulu - Kebakaran lahan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) pada Agustus ini berimbas pada kawanan gajah yang mendiami lokasi itu. Kabut asap dikabarkan mengepung kantong gajah di sana sehingga membuat satwa berbadan bongsor itu mencari lokasi aman.
Dua kelompok dari kantong gajah TNTN kemudian dilaporkan masuk ke perkebunan masyarakat di Kecamatan Kelayang, Indragiri Hulu, dan Kecamatan Cerenti, Kuantan Singingi. Sudah beberapa hari dua kawanan dimaksud terpantau di sana.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Bidang I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Hansen Siregar menyebut sudah mengirimkan tim ke dua lokasi itu. Bersama masyarakat sekitar dan pemilik kebun, penggiringan ke habitat gajah masih dilakukan hingga Jumat petang, 30 Agustus 2019.
Hansen menjelaskan, penggiringan dilakukan secara manual. Sorak-sorai suara tim dan masyarakat saling bersahutan untuk mengusir gajah kembali ke habitatnya.
Sesekali, petasan dihidupkan dan tembakannya diarahkan ke udara agar gajah meninggalkan kebun masyarakat. Tak jarang, tim dan masyarakat berputar arah karena gajah keluar jalur pengusiran.
"Hal ini dilakukan untuk mengurangi kerusakan tanaman di kebun milik warga," sebut Hansen, Jumat petang.
Berdasarkan laporan tim di lokasi, beberapa sawit milik warga tumbang. Dengan belalainya, gajah liar menarik agar pohon tercabut dari akar lalu dimakan bagian lunaknya.
Gajah masuk ke lokasi itu karena lokasinya berbatasan langsung dengan TNTN. Dua kecamatan itu juga menjadi langganan gajah liar masuk karena terdapat tumbuhan yang menjadi kesukaan gajah serta berbatasan dengan TNTN.
Kebakaran TNTN
Hansen menerangkan, dua kelompok gajah di Kelayang dan Cerenti ini berjumlah empat ekor. Satu kelompok terdiri dari dua ekor dengan ukuran dan jenis kelamin berbeda.
Berdasarkan pengamatan di lokasi, ada gajah jantan di kawanan itu setelah tim melihat ukuran dan panjang gading. Gajah jantan cendrung memiliki gading berukuran lebih dari gajah betina.
"Berdasarkan laporan, gajah jantan itu memiliki ukuran gading sekitar 25 sentimeter," sebut Hansen.
Hansen berharap konflik gajah dengan manusia di perkebunan ini segera selesai. Dia berharap tim dan masyarakat yang membantu agar hati-hati serta menjaga jarak aman dari gajah liar.
"Tim juga dibantu oleh petugas dari Balai TNTN," sebut Hansen.
Laporan diterima Hansen, kebakaran di TNTN sudah terjadi sejak dua pekan lalu. Sebagian lahan terbakar merupakan tanah mineral dan sisanya bergambut.
Â
Advertisement
Penyebab Kebakaran
Hingga kini, Hansen belum memastikan apakah kebakaran lahan TNTN disengaja. Kebakaran itu tidak hanya terjadi di zona penyanggah tapi juga masuk ke habitat atau sejumlah kantong gajah di sana.
"Yang jelas saat ini musim kemarau sehingga membuat api mudah terpicu karena bahan mudah terbakar," jelas Hansen.
Hansen menyebut kabut asap kebakaran lahan mengepung gajah liar di sana. Kabut asap membuat gajah tak nyaman lagi tinggal di habitat sehingga keluar mencari udara sehat untuk bertahan hidup.
"Kalau luasan lahan terbakar belum diketahui, yang jelas Balai TNTN dan Manggala Agni melaporkan ada kebakaran di sana," terang Hansen.
Sebagai informasi, kebakaran lahan dan kepungan kabut asap di TNTN beberapa pekan lalu juga membuat gajah jinak di sana terpaksa dievakuasi. Hal ini dilakukan agar gajah tak menghirup udara berbahaya akibat kabut asap.
Â
Simak video pilihan berikut ini: