Sukses

Jeritan Manggala Agni saat Memadamkan Api yang Melahap Lahan Gambut di Koltim

Manggala Agni tak mampu berbuat banyak memadamkan api. Selain minimnya fasilitas pemadaman, jumlah personil terbatas.

Liputan6.com, Kendari - Sekitar 150 hektar lahan gambut terbakar di Kecamatan Lalolae dan Tinondo, Kabupaten Kolaka Timur, sejak Senin (26/8/2019) hingga Sabtu (21/8/2019). Minimnya pemadam kebakaran di lokasi menyebabkan api nyaris tak terkendali.

Pantauan Liputan6.com di lokasi, hanya ada 15 personil Kantor Manggala Agni (Pemadam kebakaran hutan) Daerah Operasi Tinanggea. Sisanya, dibantu belasan anggota TNI dan Polri.

Manggala Agni tak mampu berbuat banyak memadamkan api. Selain minimnya fasilitas pemadaman, jumlah personil terbatas.

Padahal, api yang disertai angin kencang dengan cepat membakar lahan yang didominasi tanaman pakis dan jenis semak gambut.

Kebakaran lahan gambut, berada di sisi lokasi milik PT SARI, perkebunan sawit terbesar di Kabupaten Kolaka Timur. Kelapa Sawit tetap selamat karena adanya kanal air perusahaan yang dibuat khusus.

Meskipun api tak terlihat dan hanya kepulan asap, namun cepat melahap semak-semak yang dilalui. Dalam sehari, lahan gambut terbakar seluas 1 hingga 2 hektar dengan api yang tak besar.

"Lahan gambut memang begitu, apinya tak besar tapi menghanguskan lokasi yang dilalui. Kami yakin, dengan fasilitas dan personil yang cukup, bisa diatasi," ujar Kepala kantor Manggala Agnis Daops Tinanggea, Fanca Yanuar Kusuma.

Dia mengatakan, Manggala Agni hanya memiliki 4 selang dan satu tandon penampung air. Padahal, menurut Fanca, mengatasi kebakaran ini, harusnya tidak hanya 4 titik selang saja.

"Harus dikepung ramai-ramai dan perlu waktu lama dan berulang-ulang disiram. Jika tidak, akan menyala kembali," terang Fanca.

Aksi pemadam kebakaran, ternyata tak didukung maksimal oleh pihak perkebunan sawit. Padahal, kebakaran lahan gambut wilayah itu sudah sering terjadi.

2 dari 3 halaman

TNI Turun Tangan

Komandan Kodim Kolaka Letkol Amran WT bersama 12 orang anggotanya, turun langsung di lokasi kebakaran lahan gambut. Selain itu, Kapolres Kolaka AKBP Susilo Setiawan juga berusaha memadamkan api bersama anggotanya.

Pantauan di lokasi, TNI aktif bekerja di lokasi kebakaran. Saat pemadaman, TNI menghabiskan waktu lebih lama bersama tim Manggala Agni sejak pagi hingga sore hari.

Selain membantu memadamkan api dengan selang seadanya, TNI juga membantu tim pemadam memompa air dari kanal air. Sejak pukul 08.00 Wita hingga pukul 16.30 Wita, sejumlah anggota TNI terlihat memadamkan api.

Dandim Kolaka, Letkol Amran WT mengatakan, kebakaran hutan ini diduga karena cuaca panas. Gesekan alang-alang dan tumbuhan kering mudah terbakar, diduga menjadi penyebab utama.

"Namun, tidak menutup kemungkinan dibakar warga karena pembukaan lahan baru," ujar Amran WT.

Kapolres Kolaka AKBP Susilo menyebut, kebakaran terjadi karena panas dari dalam bumi. Hal ini dipicu oleh kondisi musim kemarau yang memicu api muncul dari dalam tanah gambut.

"Kalau dugaan dibakar, kami tak pernah menemukan warga yang membakar. Ini karena panas bumi. Karena api sudah kita siram, beberapa menit kemudian muncul lagi," ujar AKBP Susilo.

3 dari 3 halaman

Manggala Agni Minim Bantuan

Lima hari memadamkan api, Manggala Agni masih kurang mendapatkan bantuan. Pemda Kolaka Timur belum memberikan fasilitas dan alat pemadaman kepada tim.

"Hingga hari ini, personil masih kurang, alat dan air juga kurang," kata Fanca.

Saat ini, hanya ada satu tandon (penampungan) air. Jika dair disedot secara bersamaan untuk memadamkan api, tandon tak berfungsi maksimal.

Dia menjelaskan, air yang dibutuhkan untuk memadamkan api, sangat banyak. Namun, tak memadai dengan jumlah yang ada di lapangan.

"Hingga hari ini, Pemda tak ada bantuan fasilitas. Padahal, ini harusnya Pemda maksimal turun tangan ikut memadamkan api," ujar Fanca Yanuar Kusuma.

Pemda hanya mengirimkan beberapa orang pegawainya di lokasi kebakaran. Namun, tak ada fasilitas berupa selang atau tandon air yang dibawa. Padahal, selain sumber air jauh, api cepat membesar jika angin sedang bertiup kencang.

Pemadam kebakaran hutan hanya dibantu warga dan lima orang pekerja dari PT SARI. Namun, kehadiran mereka juga tak banyak membantu karena tak dibekali peralatan pemadaman yang memadai.

"Kami berupaya membantu. Kami hanya berharap bisa hujan selema beberapa hari agar api ini bisa teratasi," ujar Rudi, salah seotrang manager PT SARI.

Saksikan juga video pilihan berikut ini: