Sukses

Tahun Baru Islam, Batam Memiliki Masjid Baru Ikonik

Saat ini Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah tengah diselesaikan.

Liputan6.com, Batam - Peringatan menyambut tahun baru Islam 1 Muharam di Kepulauan Riau, banyak terpusat di masjid-masjid. Atas dasar itu, Pemkot Batam memperkenalkan masjid besar dan ikonik, Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah Batam.

Masjid ini menjadi ikonik karena merupakan perpaduan ornamen kubah yang khas Turki, dipadu dengan 8 membran atau payung bernuansa masjid Nabawi Madinah, dan paduan warna warna Kuning, dan hijau di dalam kubah yang menjadi ciri Melayu.

Kepala Bagian Humas Pemkot Batam, Efrius mengatakan masjid ini menjadi salah satu objek wisata religi di Kota Batam.

"Diharapkan keberadaan masjid ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Batam khususnya di Kecamatan Batuaji dan Sagulung, " kata Efrius kepada Liputan6.com, Sabtu (31/8/2019).

Berkunjung ke lokasi masjid itu, ornamen-ornamen mulai terpasang. Seperti tulisan Sultan Mahmud Riayat Syah yang dipasang menyerupai penulisan dalam bahasa Arab.

Di bagian bawah, dibangun kolam yang menampung aliran air dari atas, disitulah tulisan Mahmud Riayat Syah dipajang.

"Masjid ini jelas sangat menarik untuk berswafoto pengunjung. Apalagi keramik masjid juga sudah selesai dipasang," kata Efrius.

Saat ini, masih dalam proses penyelesaian. Mulai dari memasangan plafon ruang salat utama, hingga memasang sound system. Proses lain adalah membangun pagar, memasang kaca, dan menyelesaikan pembangunan menara pandang. Kubah utama masjid berukuran 46,42 meter, dilukis berornament Melayu.

 

2 dari 2 halaman

Kubah Terbesar se-Indonesia

Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah dibangun di atas lahan seluas 41.4222 M² dengan luas bangunan 57,144 M². Memiliki kubah utama terbesar di Indonesia, bentangannya mencapai 63 meter.

Kubah ini menutupi ruang salat utama. Bagian utama masjid dibangun tanpa kolom, dengan konstruksi space frame. Ruang salat utama berukuran 3.969 M2 dengan kapasitas jamaah 5.555 orang. Tinggi kubah 41 meter dan tinggi menara 12 meter.

Kubah yang dibangun dibagi menjadi tiga, kubah utama, kubah gendong dan kubah kecil. Kubah utama berukuran 46,42 meter. Untuk kubah gendong dibangun 4 unit berukuran 13,5 meter. Sedangkan kubah kecil juga berjumlah 4 unit berukuran 10,64 meter.

Efrius menjelaskan bahwa payung membran memiliki luas 5.832 M² dengan kapasitas jamaah 8.100 orang. Tiap membran berukuran 25×25 meter dengan tinggi 17 meter dan terpasang 8 unit.

"Menara utama setinggi 99 meter yang mengambil makna filosofis Asmaul Husna dan memiliki 21 lantai dan menara pandang dengan tinggi 64,5 meter. Menara ini terbuka untuk umum, untuk melihat pemandangan di sekitar, dan daratan Singapura akan terlihat jelas," kata Efrius.

Untuk naik ke menara pandang disiapkan lift dan titik untuk melihat sekeliling Batam berada di lantai 16. Koridor lantai dasar bagian depan memiliki luasan 2.087 M², lantai dasar bagian belakang 3.051 M². Area wudhu pria dan wanita masing-masing 30 unit yang terletak di lantai dasar.

Semetara itu Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam, Suhar mengatakan pekerjaan masjid sudah hampir selesai dan kini dalam tahap finalisasi.

"Sudah. Sudah mau selesai," kata Suhar.

Ketua Lembaga Adat Melayu Kota Batam Nyat Kadir mengatakan pengambilan nama masjid Mahmud Riayat Syah merupakan pengakuan atas kebesaran peradaban Melayu. Apalagi Sultan Mahmud Riayat Syah adalah pahlawan nasional.

Simak video pilihan berikut:

Â