Sukses

Menilik Cara Kerja Mouse Komputer Karya Mahasiswa UGM untuk Tunadaksa

Desain mouse telah disesuaikan dengan antropomerti kaki manusia Indonesia menggunakan persentil 95

Liputan6.com, Yogyakarta - Mouse sebagai salah satu perangkat tambahan untuk mengoperasikan komputer biasanya digerakkan menggunakan tangan. Namun, tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat mouse untuk dipakai di kaki.

Mouse yang bentuknya mirip sandal ini memang didesain khusus untuk difabel tunadaksa yang memiliki keterbatasan pada lengan. Devita Ayuni Kusumaningsih, Muhammad Zhafran Haidar Muttaqin, dan Akhmad Adham Nur Husaen di bawah bimbingan dosen Fakultas Teknik UGM Dawi Karomati Baroroh mengembangkan perangkat yang diberi nama Difabel Care (DC) Mouse.

"Desainnya telah disesuaikan dengan antropomerti kaki manusia Indonesia menggunakan persentil 95," ujar Devita beberapa waktu lalu.

DC Mouse memiliki empat fitur utama yaitu klik kanan, klik kiri, drag, dan scroll. Mouse ini dirancang menggunakan bahan Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) dan kulit sintetis sehingga nyaman untuk digunakan.

Mereka mendesain DC Mouse dengan bantuan Software Autodesk Inventor dan mencetak prototype menggunakan Mesin 3D Printer. Lalu, dirakit menggunakan komponen elektonika dari sensor optik yang terhubung dengan USB ke komputer.

Berdasarkan uji coba, DC Mouse memiliki akurasi ketepatan pointer mencapai 100 persen, efisiensi 20 persen, dan jumlah klik 5,3 kali per detik. Dalam tiga kali replikasi, rata-rata ketepatan 49 persen, efisiensi 24  persen, jumlah klik 3,7 kali per detik, dan jumlah scroll 400 pixel per detik.

Hasil pengujian membuktikan DC Mouse sudah layak pakai. Meskipun demikian, teknologi ini perlu dikembangkan lebih lanjut sebelum dipasarkan.

 

2 dari 2 halaman

Berangkat dari Keprihatinan

Devita menuturkan mereka berinisiatif mengembangkan perangkat ini karena merasa prihatin dengan difabel tunadaksa yang memiliki keterbatasan saat mengakses komputer. Padahal, pada era Revolusi Industri 4.0 seperti sekarang penggunaan komputer menjadi sebuah keharusan.

Sayangnya, media input komputer saat ini belum mampu mengakomodasi kebutuhan fisik mereka," ucapnya.

Ia mencontohkan seorang pelukis kanvas asal Yogyakarta yang tidak memiliki tangan terbiasa beraktivitas menggunakan kaki. Pada era serba digital, ia dituntut berkreasi dengan cepat menggunakan komputer.

"Tapi hal itu terkendala karena bentuk mouse tidak bisa mengakomodasi kebutuhan fisiknya," kata Devita.

Oleh karena itu, ia bersama dengan dua orang temannya mengembangkan DC Mouse yang dapat membantu tuna daksa mengoperasikan komputer. Mereka berharap alat ini bisa meningkatkan produktivitas difabel.

 

Simak video pilihan berikut ini: