Liputan6.com, Pariaman - Ada yang berbeda dalam Pesona Hoyak Tabuik 2019. Acara tahunan yang bakal digelar 15 September 2019 itu kini punya jalur yang berbeda. Pemkot Pariaman, Sumatera Barat, mengubah jalur pembuangan tabuik dari yang biasanya melalui Pasar Pariaman kini menjadi Simpang Amadin.
Tabuik yang mempunyai tinggi 12 meter merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama prosesi upacara rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain, cucu Sayyidina Muhammad SAW, yang dilakukan oleh masyarakat Pariaman.
"Jalur yang sebelumnya digunakan untuk bangunan pasar penampungan jadi terpaksa jalur pembuangan tabuik ke laut kami alihkan," kata Kepala Bidang Seni dan Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman Salmi Tanjung dikutip Antara, Selasa (3/9/2019).
Advertisement
Ia mengatakan pengalihan tersebut hanya untuk proses pembuangan ke laut sedangkan lokasi tabuik "naiak pangkek" atau naik pangkat tetap dilaksanakan seperti tahun sebelumnya yaitu Tabuik Pasar di Pasar Pariaman dan Tabuik Subarang di Simpang Tugu Tabuik.
Ia menyampaikan untuk melancarkan prosesi tersebut pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait mulai dari PLN untuk pengamanan kabel listrik, Telkom untuk pengamanan kabel telepon, dan Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup untuk membersihkan dahan pohon yang akan dilintasi oleh tabuik.
Pengamanan yang dimaksud, lanjutnya yaitu dengan memutuskan kabel listrik tegangan rendah dan telepon sementara atau hanya ketika ornamen tabuik bisa melintasi jalur yang telah ditentukan.
"Tinggi tabuik mencapai 12 meter, jadi kalau jalurnya tidak diamankan maka tidak saja mengganggu prosesi namun juga membahayakan nyawa pembawanya," katanya.
Ia menyebutkan ada dua opsi jalur yang dipersiapkan, yakni dari simpang Amadin ke pantai yaitu pertama jalan Tugu Perjuangan lalu dilanjutkan ke gerbang Pantai Gandoriah sedangkan jalur yang kedua yaitu jalan Tugu Perjuangan dilanjutkan ke depan Hotel Nan Tongga.
"Kami lihat dulu mana yang paling baiknya karena keduanya memiliki kendala yang berbeda," ujarnya.
Sebelumnya Pemkot Pariaman mengucurkan dana sekitar Rp280 juta untuk pembuatan ornamen dua tabuik yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang yang pengerjaannya diserahkan kepada anak nagari.
"Besaran anggaran itu sama dengan tahun sebelumnya, Rp140 juta untuk masing-masing tabuik," kata Kepala Bidang Seni dan Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman Salmi Tanjung di Pariaman, Sabtu.
Ia mengatakan prosesi pembuatan Tabuik tersebut diawali dengan "maambiak" atau mengambil tanah yang dilaksanakan oleh anak nagari pada Minggu (1/9) yang mana bertepatan dengan 1 Muharram 1441 hijriah.