Sukses

Kegaduhan Elekton Dangdut, Pancing Amarah Pasien Rumah Sakit Garut

Kegiatan kemeriahan perayaan kemerdekaan ke-74 RI, mematik amarah dari pasien rumah sakit dr Slamet Garut.

Liputan6.com, Garut - Perayaan HUT ke-72 RI di halaman RSUD dr Slamet Garut, Jawa Barat menuai kecaman pasien. Sontak kegiatan perayaan itu terpaksa dihentikan anggota Kepolisian Sektor Tarogong Kidul, Garut.

Kapolsek Tarogong Kidul, Kompol Hermansyah mengatakan, kegiatan perayaan tersebut cukup mengganggu pasien yang tengah mendapatkan perawatan.

"Kegiatannya memang bukan hanya acara perlombaan saja, tetapi juga ada dangdutan para pegawai rumah sakit," ujar dia, Kamis (5/9/2019).

Menurutnya, penggunaan lokasi kegiatan di halaman rumah sakit dinilai tidak tepat. Selain mengganggu kenyamanan pengunjung, hentakan musik elekton dangdut dari panggung mini, membuat pasien meradang.

"Selain itu, pas kita cek juga ternyata tidak ada izin keramaian," kata dia.

Akhirnya, kegiatan yang berlangsung dari pagi itu, terpaksa dihentikan sekitar pukul 14.00 WIB, Rabu, 4 September 2019.

"Sudah acara berisik, banyak pegawai juga ikutan lomba meninggalkan kewajiban bagi pasien," ujar Aji, salah seorang keluarga pasien yang tengah menjenguk.

Menurutnya, kegiatan perayaan HUT ke-74 RI di halaman rumah sakit milik daerah dengan suasana ingar bingar, dinilai tidak pantas, karena mengganggu kenyamanan pasien. "Harusnya rumah sakit steril dari kegaduhan," kata Aji.

Namun, bukannya mereda, kegiatan tersebut justru semakin menjadi setelah salat zuhur, hingga banyak pasien yang melaporkan kejadian itu ke pihak rumah sakit, termasuk kepolisian sektor yang berada dekat lokasi kegiatan.

"Alhamdulillah akhirnya dibubarkan juga oleh polisi, sebab jelas-jelas bising dari suara dangdutan," kata dia.

 

 

2 dari 2 halaman

Tanggapan Rumah Sakit

Plt Direktur RSUD dr Slamet Garut, dr Een mengakui jika kegiatan organ tunggal dan perlombaan perayaan HUT ke-74 RI akhirnya dibubarkan pihak kepolisian.

Menurutnya, kegiatan itu sudah menjadi rutinitas seluruh pegawai rumah sakit setiap tahunnya. Namun, ia mengakui jika volume alunan musik yang dihasilkan cukup keras hingga mengganggu pasien.

"Pasien komplain hanya hari ini saja, karena tidak setiap hari seperti ini," kata dia.

Ia pun memahami keluhan yang disampaikan pasien rumah sakit, terlebih kegiatan yang dilakukan memang berdekatan dengan ruang pemeriksaan pasien.

"Sekali lagi kami mohon maaf, semoga dengan adanya kejadian ini kita belajar untuk tidak mengulanginya lagi, ini murni terjadi karena ketidaktahuan kami," ujar dia.

 

Simak video pilihan berikut ini: