Liputan6.com, Solo - Ibu Negara Iriana Jokowi dan Mufidah Jusuf Kalla bersama dengan angota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE Kabinet Kerja) mengunjungi salah satu PAUD di Solo, Kamis, 5 September 2019.
Rombongan Iriana Jokowi dan Mufidah Jusuf Kalla bersama dengan para istri menteri Kabinet Kerja itu mengunjungi PAUD Putra Pertiwi yang terletak di Kampung Rejosari, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo.
Advertisement
Baca Juga
Raut wajah ceria puluhan anak-anak PAUD terlihat ketika menyambut kedatangan Iriana dan rombongan. Selain mengucapkan 'Selamat datang Ibu Negara', puluhan anak-anak juga menyanyikan lagu 'Selamat Datang'. Bahkan, sepasang siswa PAUD memberikan bunga kepada Iriana dan Mufidah.
Rombongan Ibu Negara selanjutnya menyalami anak-anak PAUD yang telah berjajar berdiri di depan pintu. Setelah itu, Iriana menyosialisasikan pentingnya mencuci tangan kepada anak-anak dengan praktik cuci tangan yang diikuti para siswa.
Saat di dalam kelas, Iriana mengajak para siswa untuk bernyanyi. Bahkan, ia menantang anak-anak untuk menyanyi. "Siapa yang pintar menyanyi di sini?," kata Ibu Negara.
Selanjutnya, sejumlah anak pun antusias menerima tantangan tersebut. Ada anak yang menyanyi lagu 'Balonku', 'Pelangi', dan lainnya.
Iriana juga mengarahkan semua siswa PAUD untuk menyanyikan lagu berbahasa Jawa, di antaranya 'Dondong Opo Salak' dan 'Wiwit Aku Isih Bayi'.
Selanjutnya, Ibu Negara Iriana Jokowi pun mengganjar hadiah kepada para siswa PAUD yang ikut bernyanyi. Hadiah tersebut berupa bingkisan yang berisi tempat makan dan minum.
PAUD Bagi Anak Keluarga Tidak Mampu
Salah satu pengajar PAUD Putra Pertiwi, Darsini mengaku senang karena tempatnya mengajar dikunjungi Ibu Negara dan rombongan. Padahal, pemberitahuan terkait rencana kunjungan Iriana baru disampaikan pada Rabu siang kemarin.
"Kemarin sekitar jam 12.00 WIB ketika akan pulang tiba-tiba ada telepon yang memberitahu kalau besok Bu Iriana akan berkunjung ke sini," kata dia.
Darsini menjelaskan PAUD Putra Pertiwi untuk menampung sebagian anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. PAUD tersebut berdiri sejak tahun 1995.
"Kalau yang keluarga mampu memberikan dana sekitar Rp50 ribu, sedangkan siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu tidak dikenakan biaya," ujarnya.
Bangunan ruang kelas PAUD itu juga memanfaatkan bangunan milik RW yang sebelumnya difungsikan sebagai gedung serba guna. Setelah itu, gedung tersebut langsung dijadikan sebagai PAUD.
"Warga menyuruh untuk memakai gedung serba guna ini untuk ruang kelas PAUD," kata dia.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement