Liputan6.com, Kupang - Dewi Regina (24) ibunda dari dua bocah kembar korban pembunuhan di Kelapa Lima, Kota Kupang dirawat instensif di Rumah Sakit SK Lerik Kota Kupang.
Dewi bersama dua anak kembarnya ditemukan bersimbah darah di mes milik Hotel Ima Kupang, Kamis (5/9/2019). Bocah kembar, Angga Masus (5) dan Anggi Masus (5) tewas di tempat, sementara ibu mereka sekarat.
Sejumlah tetangga korban mengaku, Dewi merupakan ibu rumah tangga (IRT) yang dikenal tertutup dan jarang berinteraksi dengan tetangga.
Advertisement
"Mereka sudah beberapa tahun tinggal di sini. Waktu datang anak mereka masih berumur 6 atau 7 bulan," kata seorang tetangga yang tidak mau namanya disebut, Jumat 6 September 2019.
Dewi bersama suaminya, Obir Masus dan kedua anak kembarnya tinggal di mes milik Hotel Ima. Mes tersebut dikelilingi pagar tembok. Di mes itu, terdapat empat kepala keluarga dengan total 10 orang.
Baca Juga
Sehari-hari, Dewi menghabiskan waktunya di dalam kamarnya. Sesekali ia pergi berbelanja di kios depan rumah dan kembali ke kamarnya. Karena memiliki karakter yang tertutup dan jarang bergaul dengan para tetangga, Dewi pun tidak begitu dikenal oleh tetangga.
"Kalau kami duduk, dia jarang bergabung. Kalau duduk sama-sama juga tidak lama dia masuk ke kamar lagi," ujarnya.
Dua anak kembarnya juga sehari-hari menghabiskan waktu bermainnya di dalam lingkungan mes. "Di sini, anak kecil tidak ada. Jadi, mereka bermain di sini saja. Tidak pernah bermain sampai luar pagar," paparnya.
Ayah korban juga dikenal pendiam dan fokus bekerja. Biasanya siang hari sekitar pukul 12.00 Wita akan kembali ke mes untuk makan siang.
Suyetno (66) yang tinggal berdampingan dengan korban mengaku mengetahui kejadian tersebut saat suami korban, Obir Manus dan adiknya Yoris mendobrak pintu kamar dan mendapati anggota keluarganya bersimbah darah.
Pintu dan jendela kamar, ditutup dari bagian dalam sehingga tidak bisa dibuka. Karena lama, Obir Masus dan adiknya pun langsung mendobrak pintu.
"Pas mereka dobrak pintu saya ada di dalam kamar mau makan, saya kaget dan tidak jadi makan. Saya lihat dia menangis sambil lari," katanya.
Sebelum kejadian, Dewi bersama anak kembarnya sempat terlihat di kios tidak jauh dari lokasi mes. Ia membawa uang sebanyak Rp3 ribu dan membeli penyedap masakan, permen, dan satu buah roti. "Dia biasanya belanja di sini," kata penjaga kios yang enggan namanya ditulis.
Periksa Ayah Korban
Polisi memeriksa Obir Masus, ayah dari bayi kembar yang ditemukan tewas mengenaskan di rumah, Jalan Timor Raya RT 09 RW 03, Kelurahan Oesapa Barat, Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Obir diperiksa bersama dua saksi lainnya. Dalam kejadian ini, kondisi istri Obir masih kritis.
"Ada tiga orang yang kami sudah periksa, bapak korban sendiri yang baru pulang dari tempat bekerja, tetangga korban termasuk juga saudara daripada ayah korban yang saat itu sama-sama pulang dari kerja. Melihat dari kasat mata kemarin, kami melihat ada luka robek pada bagian kepala, kemudian kami belum dapat hasil dari forensik apakah dalam tubuh korban terdapat luka atau bagaimana, kami masih menunggu hasil dari forensik," kata KBO Reskrim Polres Kupang Kota Ipda I Wayan Pasek Sudjana kepada wartawan, Jumat (6/9).
Jenazah bayi kembar tersebut diautopsi oleh tim dokter Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang. Proses autopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab utama kematian kedua korban.
"Sementara kami melakukan proses penyelidikan, kita akan menggali terus dan mengaitkan dengan hasil forensik yang nanti kita akan dapatkan termasuk juga keterangan dari ibu korban, yang sampai saat ini kami belum bisa ambil keterangan karena kondisinya masih dalam keadaan sakit," jelasnya.
Menurut Obir, kedua anaknya selalu riang menyambut di depan pintu rumah ketika dia pulang kerja sebagai kuli bangunan. Namun Kamis malam semuanya berubah setelah pintu didobrak, kedua buah hatinya tergeletak bersimbah darah di lantai.
"Kalau anabua (anak) dua orang itu suka berkelahi, kakaknya itu yang suka pukul-pukul adiknya biar kita di tempat kerja juga suara adiknya kita dengar berteriak. Kemarin pagi saya dengar suara berteriak karena mereka berdua berkelahi terus. Kemarin siang saya pulang makan, karena jam dua belas siang katong (kita) istirahat makan, saya pulang rumah mereka baik-baik saja. Kita makan habis istirahat dan jam satu baru lanjut kerja, anak kembar sehingga masing-masing berlarian dan saya hanya sempat tegur jangan lari nanti jatuh," ujarnya sambil menangis.
Usai diautopsi oleh tim dokter, jenazah kedua korban diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan di kelurahan Lelogama, Kabupaten kupang.
Sebelumnya, warga Rt 009 Rw 003 Kelurahan Oesapa Barat Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, NTT digegerkan dengan penemuan mayat dua bocah bernama Angga Masus (5) dan Angki Masus (5) di kamar kos, Kamis (5/9/2019) sekitr pukul 17.10 wita.
Disamping dua jasad bocah kembar yang diduga korban pembunuhan itu, ibunda mereka yang bernama Dewi Regina (24) juga ditemukan tergeletak bersimbah darah. Hingga kini, Dewi masih menjalani perawatan intensif di RS SK. Lerik Kota Kupang.
Hingga kini polisi masih terus melakukan penyelidikan guna mengungkap pelaku pembunuhan sadis itu.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement