Sukses

Hama Tikus Menghantui Petani di Garut

Selain ulat batang, hama tikus juga menghantui para petani di Garut.

Liputan6.com, Garut - Selain ulat batang, hama tikus juga menghantui para petani di Garut saat musim kemaru.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga Gunasantika mengatakan, musim kemarau yang cukup panjang, menimbulkan multi ancaman bagi petani.

"Selain kekeringan mutlak, juga kekhawatiran adanya serangan hama tikus, dan hama lainnya," ujar dia, selepas apel pagi di halaman Setda Garut, Senin (9/9/2019).

Menurut Beni, musim kemarau yang cukup panjang, menyebabkan serangan hama tikus semakin meningkat, kondisi itu cukup merepotkan para petani. "Biasanya daerah-daerah dengan irigasi yang masih baik yang menjadi tujuan tikus-tikus tadi," katanya.

Dalam rantai pola reproduksi tikus, hewan pengerat ini mulai kawin saat musim hujan, dan berkembang biak dengan subur saat kemarau tiba. "Biasanya tikus keluar menyerang tanaman padi yang masih muda," katanya.

Khusus tahun ini, berdasarkan laporan dari lapangan di beberapa wilayah, kecamatan Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyarwangi dan Leles, menjadi daerah dengan terdampak serangan tikus cukup luas.

"Soal luasan lahan terdampaknya masih dalam hitungan puluhan hektar (terdampak)," ujar dia.

Untuk menanggulangi serangan itu, lembaganya masih bergantung menggunakan obat pembasmi, termasuk dengan pengasapan.

"Pengasapan digunakan jika tingkat kerugian mencapai 20-30 persen," katanya menambahkan.

Beni menyatakan, hingga kini kerugian terbesar serangan hama tikus masih berasal dari tanaman. "Kalau tanaman lain selain padi relatif tidak," kata dia.

Sebelumnya, puluhan hektare padi siap panen di Kampung Panawuan Kelurahan Sukajaya Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, terancam gagal panen, akibat serangan hama ulat batang (Scirpophaga incertulas).

Hama itu menyerang bagian batang tumbuhan padi siap berkembang menjelang panen, hingga akhirnya bulir padi sulit berkembang dan mati.

Dampaknya, produksi gabah petani di wilayah terdampak serangan ulat batang, turun drastis hingga 40 persen dari tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Simak juga video pilihan berikut ini: