Sukses

Produk Herbal Indonesia Sukses Tembus Pasar Tiongkok

SoMan produk herbal pertama Indonesia yang tembus pasar Tiongkok.

Liputan6.com, Denpasar - Diakui atau tidak, salah satu pasar ekspor yang sulit ditembus oleh Industri Tanah Air, khususnya industri jamu di Indonesia adalah negara Tiongkok. Regulasi yang diterapkan oleh Negeri Tirai Bambu tersebut cukuplah ketat untuk produk-produk jamu yang masuk ke wilayahnya.

Apalagi, selama ini Tiongkok memang dikenal sebagai negara yang menghasilkan produk-produk jamu berkualitas yang diedarkan di dalam negeri, bahkan hingga pasar mancanegara.

Fakta itu tak membuat industri jamu Tanah Air menjadi lesu untuk melakukan ekspansi ekpor ke Negeri Tirai Bambu. Pemerintah melalui Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI) selalu berupaya dan memberikan dukungan kepada seluruh pelaku industri jamu Tanah Air agar produk-produk jamu dalam negeri dapat lebih berkualitas hingga dapat diterima di pasar mancanegara, khususnya di Tiongkok.

Usaha yang dilakukan Badan POM membuahkan hasil. Sejarah baru dibukukan oleh industri jamu Tanah Air. Salah satu produk jamu Tanah Air melakukan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) dengan dua perusahaan Tiongkok.

Adalah PT Harvest Gorontalo Indonesia (HGI), yang merupakan produsen produk herbal tetes SoMan yang menjalin kerja sama dengan dua perusahaan Tiongkok.

Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Presiden Direktur PT Harvest Gorontalo Indonesia, Riyanto disaksikan langsung oleh Kepala Badan POM RI, Penny K Lukito beserta jajarannya, Ketua GP Jamu, beserta delegasi Indonesia lainnya di Lanzhou, Gansu, Tiongkok.

Dua perusahaan tersebut adalah Hangzhou Ingent Impor and Export Trade Co Ltd dan Vittoria Health Science and Technology Co Ltd. Selain China, herbal tetes SoMan telah lebih dulu sukses menembus pasar Hong Kong dan sepuluh negara lainnya.

Melalui kesepakatan supply and distribution agreement dengan dua perusahaan tersebut, PT Harvest Gorontalo Indonesia akan mengekspor herbal tetes SoMan ke pasar China dengan nilai kontrak USD12 juta (sekitar Rp170 miliar, kurs USD = Rp14.200).

Kepala Badan POM RI, Penny K Lukito menyampaikan, Badan POM RI berkepentingan untuk mendorong daya saing produk jamu atau obat tradisional Indonesia di pasar global.

"Kami akan memfinalisasi MoU untuk memperkuat kolaborasi lebih lanjut untuk mendorong daya saing produk jamu atau obat tradisional Indonesia agar berkembang dan meningkatkan perdagangannya secara bilateral dengan China," terang Penny K Lukito, Rabu (11/9/2019).

 

2 dari 2 halaman

Gairah Baru

Dukungan nyata yang diberikan Badan POM RI untuk terus meningkatkan pasar jamu ke mancanegara mendapat apresiasi dari pelaku bisnis jamu. Apalagi, penetrasi pasar dilakukan ke negeri Tiongkok yang sangat terkenal dengan pengobatan TCM-nya. Hal ini  merupakan sebuah terobosan dan membawa gairah baru untuk semakin intensif memasarkan jamu ke pasar global.

Presiden Direktur PT Harvest Gorontalo Indonesia, Riyanto menyampaikan apresiasinya kepada Badan POM yang telah memberikan arahan dan bimbingan, sehingga produk herbal tetes SoMan dapat dipasarkan ke Tiongkok, Hongkong, dan negara lainnya.

"Dengan mutu dan khasiat yang sudah dipercaya di dalam negeri, kami yakin herbal tetes SoMan juga dapat diterima di pasar China dan negara lainnya," ucapnya optimistis. Ia melanjutkan, standar produksi herbal tetes SoMan telah mengikuti prinsip Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), bukan sekadar baik, tetapi benar sejak awal.

PT Harvest Gorontalo Indonesia adalah produsen herbal tetes SoMan yang telah mengantongi sertifikat CPOTB serta sertifikat ISO 22000:2018 tentang sistem manajemen keamanan pangan. Produknya telah dipasarkan baik di dalam negeri maupun pasar internasional.

 

Simak video pilihan berikut ini: