Liputan6.com, Yogyakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD sedang berada di Mataram Nusa Tenggara Barat saat mendengar berita wafatnya presiden ke-3 RI BJ Habibie, Rabu (11/9/2019). Ia merasa kehilangan yang sangat mendalam karena harus merelakan seorang bapak bangsa pergi untuk selama-lamanya.
Menurut Mahfud, Habibie telah mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional karena prestasi dan reputasinya sebagai ilmuwan kelas dunia. Habibie juga menjadi kebanggaan kaum muslimin Indonesia karena ketika orang Islam masih dianggap kolot dia menjadi contoh bahwa orang Islam bisa hebat dan tidak perlu inferior.
Advertisement
Baca Juga
"Habibie dijadikan role model generasi muda Islam dengan ungkapan sosok berotak Jerman, berhati Makkkah...," ucap Mahfud.
Ia menilai Habibie sebagai ilmuwan muslim yang taat beribadah. Sosoknya melahirkan ungkapan integrasi IPTEK dan IMTAQ (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Iman Taqwa).
Mahfud menuturkan bagi bangsa Indonesia Habibie adalah penyelamat dan pembangun negara. Ketika Soeharto Harto lengser sebagai presiden pada Mei 1998 maka Wapres BJ Habibie menjadi Presiden sesuai dengan konstitusi.
"Dia didemo dan dihujat karena dianggap kroni Pak Harto tapi dia bertahan dengan sabar tegar menyelamatkan negara," tutur Mahfud.
Ia mengungkapkan, menurut konstitusi, BJ Habibie berhak menjabat Presiden sampai 2003. Namun, Habibie justru segera mengumumkan diadakan Pemilu demokratis agar rakyat memilih wakil rakyat dan presiden baru.
"Dia hanya memilih menjadi presiden yang bisa mengantarkan pemilu agar rakyat memilih pemimpinnya," ujar Mahfud.
Ia berpendapat, sebenarnya Habibie berpeluang besar untuk dipilih jadi Presiden lagi oleh MPR pada 1999. Akan tetapi secara ksatria dia menolak dicalonkan lagi karena pertanggungjawabannya terkait referendum di Timtim ditolak oleh MPR.
"Pak Habibie, beristirahatlah dengan tenang di sisi-Nya. Namamu selalu di hati kami," kata Mahfud.