Sukses

Sejumlah Mahasiswi Tumbang Saat Gelar Demonstrasi soal Kabut Asap di Riau

Sejumlah mahasiswa kecewa dengan keputusan Gubernur Riau yang lebih memilih ke Thailand daripada mengatasi masalah kabut asap akibat kebakaran hutan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Sejumlah mahasiswi dari Universitas Riau bertumbangan saat menggelar demonstrasi di depan Kantor Gubernur Riau, terkait kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Tiga mahasiswi terpaksa dibawa ke rumah sakit terdekat karena sesak napas.

Satu di antaranya terlihat pingsan karena menghirup kabut asap dan diangkat mahasiswi lainnya ke masjid komplek perkantoran di Jalan Sudirman, Pekanbaru itu. Selanjutnya mereka diangkat ke mobil dinas Satuan Polisi Pamong Praja ke rumah sakit.

Informasi di lapangan, ketiga mahasiswi itu bernama Ila, Nur Rofifah dan Faraini. Mereka berasal dari jurusan dan fakultas berbeda, satu di antaranya adalah Jurusan Pariwisata.

"Semester 5 bang, sesak nafasnya tadi ketika ikut demonstrasi terkait kabut asap," kata seorang mahasiswi kepada Liputan6.com, Kamis (12/9/2019).

"Satu lagi pingsan, sudah dibawa tadi ke rumah sakit. Ada juga yang kejang-kejang tadi karena menghirup kabut asap," tambah mahasiswi tadi.

Dia menjelaskan, semua massa aksi sudah menggunakan masker ataupun penutup hidup dari kain ketika menggelar demonstrasi. Hampir satu jam menggelar demo, beberapa mahasiswi terlihat pusing dan ada yang tumbang.

"Ini sudah parah kabut asapnya, makanya tidak sanggup. Dua di antara tiga itu merupakan mahasiswi baru," jelasnya.

Dia menjelaskan, ada ratusan mahasiswa dan mahasiswi menggelar demonstrasi pada Kamis siang, 12 September 2019. Mereka mendesak Pemerintah Provinsi Riau menindak tegas pembakar lahan yang berujung bencana kabut asap.

"Tadi sudah ada perwakilan dari Gubernur Riau menemui kami, tapi penjelasannya soal penanganan kabut asap kurang memuaskan. Kami ingin Gubernur Riau langsung yang menjelaskan," tegasnya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kecewa dengan Gubernur

Direktur Himpunan Mahasiswa Bisnis dari Fakultas Ekonomi Universitas Riau, Annisa Dewita Sari, ditemui wartawan menjelaskan, secara umum ada tujuh tuntutan mahasiswa.

Satu di antaranya mendesak Gubernur Riau Syamsuar yang menjadi Komandan Satuan Tugas Karhutla Riau menindak tegas perusahaan biang kabut asap. Selanjutnya mendesak pemerintah mengeluarkan kebijakan tepat mengatasi kabut asap.

"Kebijakan ini harus dibuat cepat karena kabut asap sudah parah di Riau," sebut Annisa.

Secara pribadi, Annisa mengutarakan kekecewaannya terhadap sikap Gubernur Riau Syamsuar yang lebih memilih dinas ke luar negeri dari pada mengatasi kabut asap.

Menurut Annisa, keputusan Gubernur Riau pergi ke Thailand sangat tidak tepat. Apalagi jutaan warga Riau, khususnya di Pekanbaru, terdampak kabut asap sehingga banyak memakan korban.

"Beberapa mahasiswa dan mahasiswi di sini juga kecewa dengan Gubernur Riau," kata Annisa.

Menurut Annisa, urusan ke Thailand seharusnya bisa diwakilkan ke sejumlah pejabat di Pemerintah Provinsi Riau. Sangat tidak perlu sekali Gubernur Riau yang pergi langsung.

"Karena permasalahan di Riau ini lebih penting dari ke Thailand," tegas Annisa.