Sukses

Pesawat N250 Karya BJ Habibie Akan Dimuseumkan di Yogyakarta

Penyerahan pesawat sedang dalam proses dan akan dimuseumkan dalam waktu dekat.

Liputan6.com, Bandung Pelaksana Tugas (Plt) Corporate Secretary PT Dirgantara Indonesia (DI) Irlan Budiman mengatakan pesawat N250 Gatotkoco akan dipindahkan dari hanggar kantornya ke Museum Dirgantara Mandala di Yogyakarta.

Penyerahan pesawat sedang dalam proses dan akan dimuseumkan dalam waktu dekat.

Irlan mengatakan, pemindahan N250 dilakukan agar pesawat yang menjadi bagian dari sejarah besar Indonesia itu nantinya bisa dilihat secara luas oleh masyarakat.

"Rencana ke depannya ini memang kami akan serahkan ke Museum Dirgantara Mandala yang ada Yogyakarta. Ini nanti akan kita sampaikan kepada masyarakat bahwa ada karya anak bangsa, terutama karya dari almarhum Pak BJ Habibie," kata Irlan di Bandung, Kamis (12/9/2019).

Pesawat N250 yang dinamai Gatotkoco ini terbang perdana pada 10 Agustus 1995. Kelak tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional atau disingkat Hakteknas, mengingat tonggak sejarah kebangkitan teknologi di Indonesia ditandai dengan mengudaranya N250 Gatotkoco.

Sebetulnya N250 pertama kali dikembangkan pada 1986. N berarti Nusantara, 2 adalah jumlah mesin penggerak pesawat, dan 50 adalah jumlah kapasitas pesawat.

Namun, N250 terhenti pengembangannya pada 1998 akibat krisis moneter. Purwarupa pesawat tersebut masih tersimpan apik di hanggar milik PT DI.

Irlan mengungkapkan, tujuan memuseumkan N250 ialah agar masyarakat bisa terus mengenang sejarah besar itu.

"Pesawat ini membuat dunia ini melek bahwa Indonesia, khususnya oleh Pak Habibie, mampu membuat pesawat terbang yang saat itu teknologinya paling canggih di kelasnya," ujarnya.

Irlan mengungkapkan bahwa N250 yang digagas Habibie sudah terbang berkeliling dunia. Bahkan, pesawat ini menjadi pusat perhatian dunia saat tampil dalam ajang bergengsi Paris Air Show 1997.

Namun pada 1998, Indonesia yang saat itu membutuhkan bantuan pendanaan dari International Moenetery Fund (IMF) terpaksa mengubur mimpi memassalkan N250. Salah satu perjanjian IMF, Indonesia diberi bantuan tapi tidak boleh mengembangkan pesawat sendiri.

“Akhirnya 1998 N250 disetop dalam sisi pendanaan dan pengembangannya tidak bisa dilanjutkan karena itu salah satu perjanjian IMF,” kata Irlan

2 dari 2 halaman

Lebih Canggih daripada ATR

Sementara itu, Manager Komunikasi Perusahaan dan Promosi PT DI Adi Prastowo menyebutkan, saat ini pihaknya masih mengurus administrasi dengan TNI AU yang mengelola museum tersebut.

“Pokoknya secepatnya begitu beres administrasi langsung berangkat. Tahun ini diserahkannya. Untuk perjalanannya nanti pasti butuh pengawalan ekstra ketat,” kata Adi.

Adi menjelaskan, PT DI sebenarnya membuat empat purwarupa pesawat N250. Selain Gatotkoco, ada Kerincing Wesi. Sedangkan purwarupa ketiga dan keempat baru pada tahap badan pesawat dan terhenti pembuatannya karena pendanaannya sudah dihentikan.

Menurut Adi, N250 menjadi pesawat paling canggih di kelasnya ketika itu. N250 bahkan menjadi ancaman bagi industri pesawat terbang dunia lainnya.

"Kalau sekarang sama dengan ATR, bahkan lebih canggih N250 karena menggunakan teknologi fly by wire dan kemudahan flight control. Pada zamannya belum ada yang menandingi," ujarnya.

Simak video pilihan di bawah ini: