Sukses

Spirit BJ Habibie dalam Pesawat N219 Karya PT Dirgantara Indonesia

N219 ini adalah pesawat ringan yang bisa take off dan landing di jarak yang cukup pendek. Jadi, pesawat ini cocok untuk daerah terpencil yang tidak punya bandara

Liputan6.com, Bandung - PT Dirgantara Indonesia (DI) berharap bisa meneruskan cita-cita Presiden ketiga RI, BJ Habibie, agar Indonesia bisa merancang bangun pesawat sendiri. Pesawat N219 yang dikembangkan PT DI kini dalam proses mendapatkan sertifikat terbang dan siap dipasarkan mulai tahun depan.

"Saat ini kita meneruskan cita-cita Pak Habibie dengan membuat pesawat N219," kata Plt Corporate Secretary PT DI Irlan Budiman, Kamis (12/9/2019).

Menurut Irlan, proses mendapatkan sertifikasi terbang saat ini sedang ditempuh. Salah satunya harus memenuhi persyaratan 300 jam terbang.

Berbeda dengan N250 karya Habibie yang terbang pada 10 Agustus 1995, Irlan mengungkapkan, N219 didesain sesuai dengan hasil riset PT DI bahwa di wilayah Indonesia, pesawat yang paling cocok itu adalah N219 yang lebih kecil bentuknya. 

"Maka dengan 19 penumpang, pesawat bisa take off dan landing di landasan yang tidak harus beraspal," ujarnya.

Irlan mengaku pengembangan N219 bisa mewujudkan cita-cita Habibie agar Indonesia bisa menjadi negara yang memproduksi pesawat terbang secara massal.

"Spirit-nya meneruskan cita-cita Pak BJ Habibie, di mana menurut beliau, Indonesia itu harus mampu membuat pesawat terbang sendiri," katanya.

PT DI menargetkan pesawat N219 dapat dimassalkan tahun depan. Hal itu bisa dilakukan bila sertifikasi terbang berhasil didapatkan tahun ini.

Seperti diketahui, semasa hidupnya BJ Habibie pernah memimpin Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), yang saat ini berubah menjadi PT DI.

Di bawah kepemimpinan Habibie, salah satu karya besarnya yang pernah mengudara adalah pesawat N250 yang menjadi pesawat tercanggih di kelasnya pada saat itu. Namun, mimpi Habibie terpaksa tertunda karena Indonesia yang mengalami krisis moneter. Alhasil pengembangan N250 pun dihentikan sebelum bisa diproduksi massal.

 

2 dari 2 halaman

Memenuhi Kebutuhan Daerah Terpencil

Sementara itu, Manajer Komunikasi Perusahaan dan Promosi PTDI Adi Prastowo menuturkan, pihaknya terus melakukan penjajakan untuk mengomersilkan N219.

Adi menyebutkan, pihaknya sudah menawarkan N219, terutama pada kepala-kepala daerah yang terletak di pelosok Indonesia. Hal ini mengingat N219 dirancang untuk memenuhi medan terpencil.

"N219 ini adalah pesawat ringan yang bisa take off dan landing di jarak yang cukup pendek. Jadi pesawat ini cocok untuk daerah terpencil yang tidak punya bandara,” katanya.

Menurut Adi, harga jual N219 sekitar 6 juta USD. Pesawat ini lebih murah dibanding dengan harga pesawat pesaing seperti twin otter.

Bahkan, lanjut Adi, beberapa kepala daerah dikatakannya sudah berminat membeli untuk memenuhi kebutuhan alat transportasi di daerahnya.

"Pasar utamanya untuk lokal, tapi untuk luar negeri juga kita tawarkan juga," katanya.

Simak video pilihan di bawah ini: