Liputan6.com, Purbalingga - Rabu, 11 September 2019, kepulan asap kebakaran Gunung Slamet terdeteksi. Titik api terpantau di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga.
Tim gabungan segera bahu membahu memadamkan api. Respons cepat tim gabungan ini membuahkan hasil. Api yang membakar Gunung Slamet berhasil dipadamkan.
Namun, keesokan harinya, titik api kembali muncul. Sekitar pukul 09.00 WIB, terpantau titik api di Petak 58 A, masih di dukuh yang sama, Bambangan.
Advertisement
Baca Juga
Rupanya, pemadaman yang dilakukan pada Rabu tak tuntas. Ada bara api yang belum padam sepenuhnya, dan memicu titik api baru.
Tim gabungan dengan kekuatan lebih besar langsung diterjunkan. Namun, hingga pukul 18.00 WIB, kebakaran Gunung Slamet tak berhasil dipadamkan.
Medan terjal, tebing curam dan jurang menyulitkan pemadaman kebakaran Gunung Slamet ini. Terlebih, di bawah pohon pinus, semak setebal 50 sentimeter kering dan begitu mudah terbakar.
"Sampai akhirnya, karena kepentingan keselamatan relawan, malam diperintahkan untuk turun terlebih dahulu. Namun pemantauan tetap dilakukan sampai pukul 22.00 WIB," ucap Manajer Bisnis KPH Banyumas Timur, Sugito, Jumat, 13 September 2019.
Kondisi Terakhir Kebakaran Gunung Slamet
Jumat pagi, sebanyak 500 personel tim gabungan kembali melanjutkan pemadaman kebakaran Gunung Slamet. Tim dibagi lima sektor.
Lahan yang terbakar adalah hutan lindung pada ketinggian 1.800 mdpl, tepatnya petak 58A wilayah kerja Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Serang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gunung Slamet KPH Banyumas Timur.
Tiap sektor dipimpin oleh anggota Anak Remaja Bambangan (Aremba) dari desa setempat yang lebih menguasai medan. Jika memungkinkan penanganan kebakaran dilakukan dengan pemadaman langsung di lapangan.
Relawan memanfaatkan ranting dan dedaunan basah untuk memukul-mukul titik api. Tetapi, pemadaman api secara langsung ini tak dipungkiri juga berrisiko besar terhadap keselamatan relawan.
"Melihat kondisi medannya. Angin besar dan kondisi semak yang kering sulit dipadamkan," kata Sugito.
Jika kondisi sulit, penanganan kebakaran dilakukan dengan sistem sekat bakar alami. Relawan membuat sekat memanjang agar api tak merembet ke kawasan lainnya.
"Tugas utamanya membuat sekat bakar. Jadi karena memang sangat sulit jika fokus kami memastikan api langsung," dia menjelaskan.
Akhirnya, pada pukul 14.50 WIB, seluruh titik api berhasil dipadamkan. Hitungan sementara, luas kebakaran mencapai 14,3 hektare. Kerugian akibat kebakaran mencapai Rp 107.250.000.
"Penanganan lanjutan adalah pemantauan pada malam hari ini jam 24:00 WIB dengan mengirim tim pemantau yang terdiri dari Perhutani, BPBD, Tagana, Aremba, Pemuda Pancasila," Sugito menerangkan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement