Liputan6.com, Pekanbaru - Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan menyatakan bakal mencopot Kapolda, Danrem, hingga Pangdam jika tak mampu mengatasi kebakaran hutan dan lahan di daerahnya masing-masing. Apalagi jika kebakaran itu sampai menimbulkan bencana kabut asap.
Tahun ini, Karhutla kembali terulang dan tingkat keparahannya hampir sama dengan tahun 2014 dan 2015. Hasil kebakaran lahan berupa kabut asap membuat pendidikan di Riau, khususnya Pekanbaru, lumpuh dan mulai mengganggu penerbangan.
Advertisement
Baca Juga
Sejak sepekan belakangan, kabut asap ini kian pekat dan menyesakkan dada. Warga ada yang pingsan, sesak napas, dan mengungsi karena kabut asap. Jarak pandang kian buruk hingga mencapai titik terendahnya, yaitu 300 meter.
Keadaan ini membuat sejumlah pihak menagih janji Joko Widodo itu untuk mencopot Kapolda hingga Pangdam. Saban hari sejak Pekanbaru memutih lagi karena kabut asap, desakan pencopotan itu selalu digaungkan.
Menjawab ini, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan ucapan Presiden itu adalah perintah yang harus dilaksanakan.
"Itu sudah perintah dan akan dilaksanakan," tegas Hadi usai memimpin rapat koordinasi penanganan Karhutla di kompleks kediaman Gubernur Riau, Sabtu petang, 14 September 2019.
Hanya saja, Marsekal Hadi tidak merincikan kapan perintah Presiden Joko Widodo itu dilaksanakan.
Sebelumnya, Hadi menyatakan Karhutla Riau dan kabut asap merupakan tanggung jawab semua pihak. Mulai itu dari gubernur, bupati, stakeholder terkait dan seluruh lapisan masyarakat.
Sejak awal tahun hingga September ini, Satgas Karhutla yang di dalamnya ada TNI dan Polri sudah memaksimalkan pencegahan dan penanggulangan. Hanya saja hasilnya belum maksimal bahkan telah menimbulkan kabut asap.
Penambahan Pesawat dan Personel
Menurut Hadi, dalam penanganan Karhutla, TNI sudah menjatuhkan 112 juta liter air dari helikopter dengan cara water bombing. Satgas Karhutla Riau juga mengerahkan 5.809 personal gabungan dari berbagai unsur.
Hadi menyebut bakal menambah 350 prajurit TNI untuk mengatasi Karhutla Riau. Personel bakal dilengkapi peralatan memadai sehingga titik api atau kebakaran lahan tidak meluas lagi.
Berikutnya, Hadi menyatakan Satgas Karhutla Riau akan memaksimalkan teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan. Sejumlah pesawat untuk menyemai garam didatangkan ke Pekanbaru.
"Termasuk pesawat Hercules untuk menyemai garam, sedang dipersiapkan. Satu kali terbang, Hercules bisa menyemai 5 ton garam," jelas Hadi.
Selain itu, TNI juga mengerahkan dua pesawat bantuan lainnya untuk menyemai garam. Satu di antaranya pesawat CN 295 yang mampu mengangkut 2,5 ton garam sekali terbang.
"Kemudian pesawat Cassa yang ada saat ini, mampu mengangkut hampir 1 ton. TMC ini akan dimaksimalkan agar hujan turun dalam bulan ini, mudah-mudahan dikabulkan Tuhan," kata Hadi.
Menurut Hadi, potensi awan di langit Riau masih ada. Hal ini dilihatnya sendiri sebelum mendarat di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.
"Ini harus dimaksimalkan, apalagi menurut BMKG hujan baru turun di Riau pertengahan Oktober nanti," sebut Hadi.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement