Sukses

Mawang Beberkan Sosok Inspiratornya Bikin Karya Nyeleneh, Siapa Dia?

Perkenalan pria bernama lengkap Ridwan Mawang Sanja Irawan dengan dunia musik terjadi kala ia masih kecil.

Liputan6.com, Bandung - Jagat dunia maya dihebohkan dengan hadirnya Mawang, seorang musisi asal Banjaran, Kabupaten Bandung, yang menyanyikan lagu tanpa kata untuk mengungkapkan kasih sayang kepada orangtuanya. Siapa inspirator bermusiknya?

Perkenalan pria bernama lengkap Ridwan Mawang Sanja Irawan dengan dunia musik terjadi kala ia masih kecil.

"Saya mulai bermusik itu dari SD. Mainnya bareng sama keluarga. Bapak, ibu, adik, saudara itu semua main band. Saya pegang drum," kata Mawang saat ditemui Liputan6.com di Kantin The Panasdalam, Kota Bandung, Sabtu, 14 September 2019.

Pencipta lagu tanpa kata berjudul Kasih Sayang Kepada Orang Tua itu mulai menapaki karier bermusik dengan membentuk band bersama teman SMP. Sampai SMA, dia juga membentuk band yang kerap diundang tampil di pentas seni sekolah.

"Kemudian mulai fokus ngeband itu dari SMA sampai kuliah. Genrenya ada yang rock, rock n roll, blues, dan alternatif," ujar Mawang.

Sejak remaja, Mawang mulai rutin mendengarkan berbagai musisi rock. Namun, saat masih kuliah di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), di antara banyak musisi yang ia dengarkan, Mawang terpikat pada sosok John Cage.

John Cage merupakan komposer Amerika era avant-garde. Cage membuat karyanya yang paling terkenal yaitu 4‟33” atau biasa disebut four thirty three.

Karya Cage yang dibuatnya pada 1952 itu sering disebut absurd karena dia hanya menampilkan tanda diam dari awal hingga akhir penampilannya. Cage, sang pianis itu hanya duduk diam terpaku di depan piano, tidak melakukan apa pun selain menatap dan mengukur waktu dengan stopwatch-nya.

Namun setelah bunyi 'pip' dari stopwatch yang dipegang oleh sang pianis, dia berdiri, membungkukan badan, dan turun dari panggung diiringi dengan tepuk tangan penonton.

"Dari komposer John Cage itu, saya banyak belajar bahwa sebagai pendengar kita selalu berpikir apa yang bisa kita dapat. Mendengarkan itu bukan bagus atau tidak tapi menarik atau tidak. Walau saat mendengar pertama kali karya Cage, saya bertanya itu musik apaan," ucap Mawang.

Simak Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Musik Kontemporer dan Solois

Mawang lulus dari ISBI pada 2015, dia mengambil program studi Seni Karawitan. Mawang mengakui, aktivitasnya di kampus memengaruhi proses kreatifnya bermusik.

"Musik kontemporer bagi saya itu bagi saya bukan musik biasa. Saya bikin karya itu dari efek-efek seperti musik teater, film, tari, dan itu terbawa dalam berkarya juga," kata Mawang.

Pria 26 tahun ini mengatakan, sejumlah karya musik pribadinya direspon beragam. Meski kebanyakan dipandang sebelah mata.

"Bagaimana orang menafsirkan lagu saya itu bebas. Tapi pengaruh bermusik saya sangat banyak dan ada proses pembelajaran yang saya dapat," katanya.

Mawang juga aktif di dunia musik bersama kelompok bermusiknya yang bernama Maw & Wang. Penampilan mereka di Kelas Indie membawakan lagu Kasih Sayang Kepada Orang Tua menjadi viral di jagat maya.

"Maw & Mang itu berisi saya, Mita, Jeihan, dan Rizal. Pertama saya bikin itu Jeihan dan Rizal. Bahkan, pertama kali main itu hanya berdua atau kadang saya sendiri," ucapnya.

Mawang yang mengaku sebagai penyanyi solo itu tidak punya band. Dalam beberapa kesempatan tampil di panggung, dia meminta bantuan teman-temannya.

"Pernah di suatu kesempatan teman saya dihubungi tapi tidak datang. Lalu saya tanya ada tidak yang bisa main bass, lalu dia ikut manggung. Saya enggak tahu dia bisa apa tapi langsung aja main. Modal percaya saja," katanya.