Liputan6.com, Pekanbaru - Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia mendarat di Landasan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru setelah menembus kabut asap hasil kebakaran hutan dan lahan. Pesawat yang ditumpangi Joko Widodo atau Jokowi itu mendarat dalam jarak pandang dua kilometer.
Sebagai informasi, jarak pandang demikian sudah lama tak dirasakan masyarakat Riau karena kabut asap. Jarak pandang di Pekanbaru selama kabut asap bisa mencapai hanya 500 meter.
Advertisement
Baca Juga
Tiba di Lanud Roesmin Nurjadin yang diselimuti kabut asap, Jokowi disambut Gubernur Riau Syamsuar, Kapolda Riau Irjen Widodo Eko Prihastopo, dan Komandan Lanud Marsekal Pertama Ronny Moningka.
Jokowi datang mengenakan kemeja batik. Tidak seperti biasa, Jokowi datang tak didampingi istrinya, Iriana Jokowi. Sejumlah menteri yang sering bersama Jokowi juga tak terlihat.
Orang nomor satu di Indonesia langsung berangkat ke Novotel, Jalan Riau, tempatnya bermalam. Di sana, ada sejumlah hal dibahas Jokowi secara tertutup dengan Satgas Karhutla Riau.
Awak media di Pekanbaru, meskipun sudah dibekali kartu peliputan Jokowi dari Korem Wirabima 031 Bukit Barisan dilarang mendekat. Wartawan hanya diperbolehkan memantau dari radius beberapa meter ketika Jokowi masuk hotel.
Hingga kini, belum diketahui ke mana saja Jokowi akan meninjau kebakaran hutan dan lahan. Beberapa pejabat menyebut ke Pelalawan menjadi tujuan utama karena dalam dua bulan terakhir, daerah itu menjadi "pabrik" kabut asap.
Sebelum meninjau kebakaran lahan, Jokowi juga akan menggelar rapat bersama Satgas Karhutla Riau. Hanya saja kegiatan ini berlangsung tertutup untuk wartawan di Pekanbaru.
Blank Area
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Pekanbaru menyebut jarak pandang sudah berangsur membaik dari pagi harinya. Jika sebelumnya jarak pandang hanya sekitar 800 meter, pada pukul 17.00 WIB menjadi 2,1 kilometer.
Jarak pandang mendadak membaik juga terjadi di Pelalawan. Jika pada pagi harinya BMKG menyebut jarak pandang di sana hanya 300 meter saja, pada petangnya jarak pandang berubah drastis menjadi 3 kilometer.
"Sementara di Rengat (Indragiri Hulu) 300 meter dan Kota Dumai 800 meter," sebut Kasi Data dan Humas BMKG, Marzuki, Senin petang.
Selain itu, titik panas sebagai indikasi Karhutla Riau juga turun drastis. Jika pada pagi hari terpantau 73 titik panas, pada petangnya hanya tersisa 7 titik panas.
Menurut Marzuki, titik panas di Riau tak terdeteksi maksimal oleh satelit karena sebagian besar wilayah Bumi Lancang Kuning itu berkategori blank area. Blank area jika dilihat dalam gambar berarti garis hitam besar.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement