Sukses

Tingkatkan Kualitas, Pengajar Sepak Bola Indonesia Berguru dengan Pelatih AS

Amerika Serikat melalui Kedutaan Besar mereka di Indonesia melaksanakan sebuah program pertukaran untuk pelatihan sepak bola.

Liputan6.com, Bandung Amerika Serikat melalui Kedutaan Besar mereka di Indonesia melaksanakan sebuah program pertukaran untuk pelatihan sepak bola. Kedubes AS mendatangkan pelatih-pelatih sepak bola asal Negeri Paman Sam dalam kegiatan Soccer Coaches Reverse Exchange yang digelar di Inspire Arena Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (16/9/2019).

Dalam kesempatan ini, dua pelatih asal Amerika melatih pengajar sepak bola di Indonesia yang akan mentransfer pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajarinya kepada siswa-siswa mereka.

Pengajar pertama adalah Charlie Crawford yang merupakan pelatih dari Coaches Across Continents (CAC). Charlie bahkan ikut memberikan coaching clinic sepak bola untuk siswa-siswa sekaligus mempraktikkan kepada para pengajar sepak bola di Indonesia yang mengikuti pelatihan.

Direktur tim pengembangan kurikulum program CAC itu mengatakan, ia mencoba memberi masukan kepada pelatih sepak bola di Indonesia terkait karakter melatih para pemain muda.

"Saya senang karena untuk pertama kalinya datang ke Bandung. Mereka antusias mengikuti pelatihan dan ini adalah kesempatan untuk menumbuhkan kepercayaan diri dalam melatih tim sepak bola," kata Charlie.

Charlie telah menjalankan program pelatihan di 30 negara selama 6 tahun terakhir dan mengelola kerja sama CAC dengan sekolah, organisasi masyarakat, dan pemerintah.

Dia mengaku para pelatih di Indonesia sudah banyak berkembang. Ia pun berbagi pengalamannya selama menekuni karier sebagai pesepakbola profesional.

"Saya datang ke sini mencoba memberikan metode dalam membantu mereka melatih. Salah satunya soal kepemimpinan karena sebagai seorang pelatih, harus memiliki hal itu," ujarnya.

Simak Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Sepak Bola Perempuan Terus Berkembang

Sementara itu, pelatih dari Bay Area Women’s Sports Initiative (BAWSI), Jennifer Smith tak mengira jika cukup banyak pelatih sepak bola dari kalangan perempuan di Indonesia.

"Saya senang melihat banyak perempuan di sini menyukai sepak bola. Di manapun sepak bola sudah berkembang. Mereka harus terus lebih giat dalam mencapai cita-cita," kata Jennifer.

Menurut Jennifer, permainan sepak bola tidak hanya mengandalkan otot, tetapi juga bagaimana mengatur irama permainan sehingga bisa menjadi tim yang kuat.

"Dalam sepak bola, semua tentang kerja sama dan koordinasi. Hal itu sangat penting dan harus terus dipelajari," ujarnya.

BAWSI merupakan organisasi yang memiliki misi utama untuk mengembangkan kemampuan atlet wanita sebagai pembawa perubahan. Jennifer sendiri mengawali karirnya dengan menjadi pemain sepak bola tingkat universitas Divisi 1 dan bermain untuk Cornell University.

Jennifer pernah menjadi kapten Tim Nasional Pemuda AS, tiga kali dinobatkan untuk penghargaan All-American Divisi 1, memenangkan beberapa kejuaraan nasional dalam klub dan tim semi-profesional dan dilantik ke dalam Hall of Fame Atletik Cornell University.