Liputan6.com, Jakarta - Mahasiswa tidak hanya duduk manis di kelas dan mendengarkan dosen. Mahasiswa juga terjun langsung ke masyarakat, memberi kontribusi untuk perbaikan. Salah satu aksi sosial mahasiswa itu tertuang dalam program Gerakan Universitas Indonesia Mengajar atau GUIM.
GUIM merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang diinisasi oleh Departemen Sosial dan Masyarakat BEM UI dan berfokus pada bidang pendidikan dasar di daerah terluar dan terpelosok.
Di angkatan yang kesembilan, GUIM akan menanam inspirasi kepada murid-murid sekolah dasar di Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung pada bulan Januari nanti. Kegiatan utama GUIM adalah mengirimkan 36 pengajar terbaiknya ke enam sekolah dasar yang tersebar di enam desa terpilih.
Advertisement
Baca Juga
Para pengajar bersama dengan guru-guru di sekolah tersebut akan mengajar bersama sambil menerapkan metode belajar yang menyenangkan dan berbagi inspirasi kepada murid. Melalui cara tersebut, diharapkan kegiatan GUIM mampu menanamkan pendidikan karakter, membangun semangat murid untuk terus belajar dan melanjutkan sekolah, serta mendorong mereka untuk memiliki cita-cita.
Untuk mendapatkan 36 pengajar terbaik dari mahasiswa UI, maka diadakan serangkaian pendaftaran dan seleksi pengajar yang telah dibuka semenjak Grand Opening GUIM angkatan 9 (GO GUIM 9) pada 11 September 2019.
GO GUIM 9 sendiri bertujuan untuk meningkatkan atensi dan kesadaran mahasiswa dan publik terhadap kondisi pendidikan di Indonesia, peresmian dan perkenalan GUIM kepada khalayak luas, serta pembukaan masa pendaftaran pengajar.
Mata acara inti dari acara tersebut adalah talkshow mengenai kondisi pendidikan di Indonesia yang dibawakan oleh Najelaa Shihab, aktivis pendidikan dan pendiri sekolah cikal; Dani Akhyar, Head of Community Development Smartfren; dan Ahmad Husein Alkaff, Asisten Peneliti di Departemen Kimia FMIPA UI. Dengan dilaksanakannya GO GUIM 9 menandakan bahwa GUIM siap untuk mulai bergerak dalam menanam inspirasi dan mewujudkan asa di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.
Para pengajar yang terpilih akan mengikuti pelatihan untuk mempersiapkan dan meningkatkan kualitas para pengajar sehingga siap untuk turun mengajar selama 25 hari. Panitia dan pengajar yang tergabung dalam GUIM nantinya akan dilantik pada acara Pelantikan Panitia dan Pengajar di pertengahan bulan November.
Acara ini turut mengundang para orang tua/wali dari panitia dan pengajar serta masyarakat umum sebagai bentuk apresiasi dan dukungan kepada mahasiswa UI yang akan terjun ke lokasi kegiatan.
Selain melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas, GUIM juga akan mengadakan kegiatan inspiratif mingguan untuk menanamkan nilai-nilai kepada para murid serta melakukan kunjungan ke rumah orang tua murid untuk mengetahui kondisi para murid di rumah.
GUIM juga mengadakan sebuah program bernama ‘rumah pelangi’ berupa membuat, memperbaiki, atau mempercantik perpustakaan sekolah dengan harapan para murid semakin tertarik untuk membaca buku. Selain itu juga akan ada pelatihan terpusat untuk guru-guru dan kepala sekolah dengan harapan metode pengajaran yang diterapkan oleh GUIM dapat dipertahankan.
Suatu organisasi tidak mungkin bisa untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan dasar di Indonesia sendirian, perlu adanya pihak-pihak lain yang turut ikut serta dan bersinergi menghasilkan solusi. Bangsa Indonesia sejak dahulu sudah saling membantu dan bergotong royong dalam menuntaskan permasalahan di masyarakat, termasuk masalah pendidikan.
GUIM mengajak seluruh pihak dan elemen yang ada di Indonesia untuk bergerak bersama menanam inspirasi dan mewujudkan asa di seluruh penjuru Nusantara. GUIM percaya bahwa siapapun bisa melakukan apapun, Melalui website uimengajar.org setiap orang bisa turut berpartisipasi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan berbagai cara, seperti donasi materi, berbelanja di toko GUIM, atau sekadar memberi dukungan moral.
(Farid Lisniawan Muzakki, mahasiswa Departemen Fisika FMIPA UI)