Sukses

Kue Putri Blonjor Jambi, Konon Karya Perempuan Desa yang Kebelet Selonjoran

Kue putri blonjor yang berbahan dasar beras kasar tersebut, hingga kini menjadi kudapan khas masyarakat desa Muara Jambi.

Liputan6.com, Jambi - Di balik beragam rasa dan nama kuliner di daerah kebanyakan mengandung makna. Salah satunya kue putri blonjor yang dikenal masyarakat Desa Muara Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Konon kue itu disebut buatan wanita pemalas.

Tokoh masyarakat Desa Muara Jambi, Ahmad Subkhi bercerita asal muasal penyebutan kue tersebut. Dia mengatakan, dahulu kala, sebelum ada teknologi penggilingan padi, masyarakat di desa menyimpan padinya di lumbung di bawah rumah panggung.

Padi-padi yang disimpan masih bersama tangkainya itu kemudian dilepaskan dengan cara 'ngirik' atau diinjak-injak.

Setelah proses ngirik itu selesai, padi-padi itu ditumbuk untuk membuka kulit padinya dan menjadi beras. Setelah jadi beras, kemudian para perempuan di rumah panggung di Desa Muara Jambi membuatnya menjadi tepung beras dengan cara ditumbuk.

Namun ketika proses menumbuk, perempuan desa tadi tidak melakukannya sampai tuntas. Mereka sudah tidak tahan dan ingin segera istirahat dengan selonjoran, sehingga menyisakan beras gerabah atau kasar.

Para perempuan yang berselonjor tadi biasanya akan memanfaatkan sisa beras kasar itu untuk diolah menjadi bahan makanan. Mulailah nama kue blonjor dipopulerkan oleh para perempuan tadi.

Dari cerita itulah, kemudian lahir makanan tradisional masyarakat di pedesaan. Kue putri blonjor yang berbahan dasar beras kasar tersebut hingga kini menjadi kudapan khas masyarakat desa Muara Jambi.

"Kue putri blonjor itu namanya berasal dari selonjor, jadi riwayatnya kue wanita pemalas. Anak muda sekarang tidak banyak mengetahui sejarahnya kue ini karena memang sudah lama tidak ada yang membuat," kata Ahmad Subkhi belum lama ini.

2 dari 2 halaman

Cara Membuat

Tidak diketahui persis kapan kue tersebut pertama kali muncul di Desa Muara Jambi. Namun, keberadaan kue putri blonjor ini hingga kini menjadi legendaris dan masih tersedia saat acara besar di kampung.

Nyi Fatimah hingga kini masih terus mewariskan tradisi pembuatan kue kue putri blonjor.

Dia mengatakan, komposisi pembuatan kue putri blonjor itu dari bahan baku beras kasar, gula merah, parutan kelapa dan sedikit ditambah garam halus.

Bahan-bahan yang telah disediakan itu kemudian diaduk menjadi satu dan kemudian dibungkus daun pisang. Setelah dibungkus daun pisang, kemudian dijepit dengan bambu, lalu masak dengan cara dipanggang di tungku api.

Menikmati kue putri blonjor ini lebih nikmat dengan ditemani seduhan kopi atau teh hangat. Dan lebih nikmati lagi kue putri blonjor jika disajikan saat masih hangat.

Saksikan video pilihan berikut ini: