Sukses

Menilik Rumah Singgah bagi Anak Pengidap Kanker di Yogyakarta

Yayasan ini menjadi rumah singgah anak pengidap kanker yang sedang berobat di Yogyakarta.

Liputan6.com, Yogyakarta Sebuah rumah di Sariharjo, Ngaglik, Sleman tampak meriah. Anak-anak lalu lalang, mata orang dewasa mengawasi seperti elang. Sebagian orangtua duduk tenang mengikuti rangkaian acara  dan diskusi dengan seorang dokter.

Sore itu, Jumat, 20 September 2019, rumah yang ternyata sebuah yayasan kanker anak itu menerima donasi dari Alfamart. Yayasan Kasih Kanker Anak Indonesia (YKAKI) Yogyakarta mendapat donasi dari konsumen Alfamart periode 1 sampai 31 Juli 2019.

Total donasi konsumen senilai Rp 1,2 miliar dikumpulkan dari 13.000-an toko Alfamart yang ada di Indonesia. Donasi seluruhnya diserahkan ke YKAKI dan mereka yang akan mengalokasikan ke cabang-cabang YKAKI.

YKAKI Yogyakarta memiliki lima kamar. Setap kamar terdiri dari tiga tempat tidur. Yayasan ini menjadi rumah singgah anak pengidap kanker yang sedang berobat di Yogyakarta.

“Biasanya anak-anak yang berobat ke rumah sakit, ketika mereka belum dapat kamar di rumah sakit, mereka bisa tinggal di sini,” ujar Eka Wibawa, Kepala Cabang YKAKI Yogyakarta.

Kapasitas 15 pasien anak itu nyaris penuh setiap hari. Mereka yang mengakses kamar di YKAKI Yogyakarta ini adalah anak pengidap kanker yang berasal dari luar kota dan pulau.

Pengobatan awal pasien kanker membutuhkan waktu dua tahun. Selama dua tahun itu, mereka harus rutin kontrol dan berobat ke rumah sakit. Tidak jarang keluarga anak pengidap kanker mengalami kesulitan finansial.

Sekalipun biaya pengobatan ditanggung BPJS, namun mereka tetap harus mengeluarkan uang untuk operasional selama berobat. YKAKI Yogyakarta mengakomodasi kebutuhan keluarga anak pengidap kanker.

“Kami punya kerja sama dengan RSUP Dr. Sardjito, biasanya mereka singgah di sini sekitar dua sampai lima hari, satu hari sebelum pengobatan dan satu hari setelah pengobatan di rumah sakit,” ucapnya.

 

2 dari 2 halaman

Aturan Main

Eka menuturkan, setiap anak pengidap kanker yang mengakses layanan di YKAKI Yogyakarta harus didampingi satu orang anggota keluarga, ayah atau ibunya. Mereka yang ingin memanfaatkan rumah singgah ini relatif terbantu secara keuangan karena hanya membayar Rp 5.000 per hari.

Menurut Eka, biaya yang dibebankan itu bukan untuk memberatkan keluarga pasien, melainkan untuk meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab orangtua. Apabila keluarga pasien benar-benar tidak mampu, maka tidak menutup kemungkinan negosiasi sesuai prosedur.

Selain tempat tidur, YKAKI Yogyakarta juga menyediakan fasilitas sekolah dari tingkat SD sampai SMA. Mereka menyedikan tenaga pengajar yang bisa diakses oleh anak pengidap kanker. Harapannya, mereka tetap dapat belajar, mengikuti ujian, dan tidak ketinggalan pelajaran selama menjalani pengobatan.

Eka mengungkapkan semula yayasan ini adalah miliknya pribadi yang berdiri sejak 2013. Keinginannya mendirikan yayasan untuk anak pengidap kanker berawal dari pengalaman pribadi. Sang anak merupakan penyintas kanker leukimia.

Ia menyebutkan sebagian besar kanker yang diidap anak-anak adalah leukimia. Seiring bertambahnya usia, potensi terkena leukimia semakin kecil. Namun, ada jenis kanker lain yang mengintai seperti, kanker tulang.

Biaya operasional yayasan yang besar setiap bulan, membuat Eka memutuskan untuk bergabung dengan YKAKI dan menjadi yayasannya menjadi cabang di Yogyakarta.

“Rata-rata untuk biaya operasional makan dan minum pasien dan keluarganya sekitar Rp 18 juta per bulan, belum termasuk biaya kontrak rumah yang digunakan sebagai yayasan,” kata Eka.