Liputan6.com, Kukar - Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar festival seni tarian internasional atau Folk Arts Festival (Tifaf) VII di Tenggarong 2019. Agenda festival seni ini diikuti kesenian manca negara dari tujuh negara di Stadion Rondong Demang Tenggarong.
"Festival ini bukan semata-mata untuk mendatangkan wisatawan, namun yang paling penting mempertahankan seni budaya bangsa," kata Gubernur Kaltim Isran Noor saat membuka secara resmi festival tersebut, Senin (23/9/2019).
Panitia juga mengundang perwakilan negara tetangga untuk mengikuti festival Tifaf. Tercatat tujuh negara mengirimkan 151 duta seninya, yaitu Ranranga Dance Academy Srilanka, Phranajhon Rajabhat University Thailand, Folkloristische Dansgroep Hellendorn Netherlands, Cossack Dance Ensemble Stanitsa Rusia, Cununa Apusenilor Romania, Arts and Culture Association Timor Furak Timor Leste, dan Sharkia Folklore Troup Mesir.
Advertisement
Isran mengatakan, tujuh negara sahabat membawa grup kesenian rakyat terbaiknya ke Tengarong. Mereka memperkenalkan budaya aslinya serta pengembangannya.
Isran berharap festival internasional ini menginspirasi pelestarian budaya tanah air. Selain itu, menurutnya, penggiat seni budaya Kukar pun berkesempatan memperkenalkan keindahan kesenian tradisional di kancah internasional.
Indonesia terkenal seni budayanya dari Sabang hingga Merauke. Namun permasalahannya, seni budaya pedalaman Kalimantan belum memperoleh perhatian maksimal wisatawan.
"Artinya, potensi kebudayaan, adat istiadat yang dimiliki bangsa kita sangatlah berlimpah, terutama di wilayah pedalaman perlu mendapatkan apresiasi," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Kukar Edi Damansyah mengatakan Festival Tifaf merupakan ajang yang tepat untuk aktulisasi penggiat seni daerah mempromosikan kemampuannya di kancah internasional. Sebagai lokasi Kesultanan Kutai, Tenggarong menyimpan pelbagai seni tarian kuno menginspirasi budaya Kalimantan.
"Sudah menjadi ajang promosi wisata Kukar," katanya.Â
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Pariwisata Kukar
Edi mengatakan, Festival Tifaf merupakan agenda rutin kesenian rakyat internasional digelar di Tenggarong. Popularitas festival ini pun kian dikenal hingga mancanegara.
Selain itu, Edi berpendapat pelaksanaan Tifaf menjadi peluang mempromosikan seni budaya dan wisata Kukar. Kabupaten ini memang terkenal sebagai daerah menyimpan kekayaan budaya berikut lokasi destinasi wisata alam.
"Festival ini menjadi pintu masuk yang strategis, untuk mengenal dan mempromosikan daya tarik wisata di Kutai Kartanegara beserta ragam seni budayanya," ujarnya.
Kabupaten Kukar mendorong potensi wisata budaya menjadi sumber pendapatan asli daerah. Potensi wisata bertumbuh positif dimana tercatat 1,7 juta wisatawan mengunjungi Kukar selama 2018 silam.
Total kunjungan wisatawan ini, kata Edi tercatat menempati peringkat kedua diantara kota/kabupaten di Kaltim. Kukar masih kalah dibandingkan wisatawan di Berau mengandalkan destinasi keindahan wisata lautnya.
Namun demikian, Edi optimis mampu memaksimalkan potensi pariwisata menggantikan eksploitasi sumber daya alam (SDA). Peran serta seluruh pihak terkait, menurutnya mampu mendorong potensi dimiliki Kukar.
"Bersama-sama dengan masyarakat, dunia usaha dan para pemangku kepentingan lainnya," tegasnya.
Edi mencontohkan pelaksanaan Tifaf yang turut mendorong pertumbuhan wisatawan mancanegara di Kukar. Festival ini sudah dicanangkan menjadi salah event andalan diadakan tiap tahun.
"Festival ini, sebagai bagian dari Wonderful Event di tanah air," paparnya.
Apalagi pelaksanaan Tifaf menjadi rangkaian pesta adat Erau. Pesta adat masa Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang dilestarikan hingga kini.
"Semoga Kutai Kartanagera, daerah yang kita cintai ini makin maju dan berkembang pariwisatanya, serta makin harmonis dan sejahtera kehidupan masyarakatnya," ujarnya.
Festival Tifaf turut dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kaltim dan Kukar, Kementerian Pariwisata, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, dan Presiden CIOFF Indonesia.
Advertisement