Sukses

Jenazah 4 Penumpang Twin Otter PK CDC Ditemukan

Badan pesawat dan tubuh korban ditemukan pada kemiringan tebing sekitar 80-90 derajat.

Liputan6.com, Jayapura - Empat korban pesawat Twin Otter DHC6-400 nomor registrasi PK-CDC yang hilang kontak dalam perjalanan dari Timika, Kabupaten Mimika ke Ilaga, Kabupaten Puncak, akhirnya berhasil dievakuasi tim SAR gabungan pada Rabu (25/9/2019).

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi A. M. Kamal menyebutkan titik jatuh pesawat berhasil diketahui sejak dua hari lalu di daerah Mamontoga, Kabupaten Mimika. Karena cuaca tak bersahabat, maka evakuasi korban baru dapat dilakukan pada Rabu (25/9/2019). 

“Tim SAR gabungan berhasil menemukan empat tubuh korban yang menumpangi pesawat itu. Semua dalam keadaan meninggal dunia,” kata Kamal.

Kamal mengatakan, saat ini keempat jenazah berada di Rumah Sakit Umum Timika untuk dilakukan identifikasi oleh tim DVI Polda Papua. Setelah proses identifikasi berhasil, akan dilakukan koordinasi dengan pihak keluarga almarhum.

Twin Otter DHC6-400 nomor registrasi PK-CDC merupakan pesawat buatan Kanada, milik PT. Carpediem Aviasi Mandiri. Dalam kejadian itu terdapat 3 kru pesawat yakni Pilot Dasep Sobirin, Co Pilot Yudra Tetuko dan mekanik Ujang Suhendra, serta satu orang penumpang atas nama Bharada Hadi Utomo, anggota Brimob Resimen II Pelopor di Bogor, Jawa Barat. 

"Jenazah keempat penumpang dalam keadaan rusak. Indikasi pesawat menabrak tebing bebatuan," ujar Kamal. 

 

 

2 dari 2 halaman

Black Box Belum Ditemukan

Pesawat naas Twin Otter DHC6-400 nomor registrasi PK-CDC ditemukan pada ketinggian 13.543 feet atau 3.900 meter diatas permukaan laut. Cuaca buruk terus menghambat evakuasi jasad korban, usai ditemukannya serpihan pesawat itu. Termasuk cuaca di sekitar lokasi cepat berubah dan medan yang sangat berat.

Evakuasi ke lokasi ditemukannya serpihan pesawat itu menggunakan helikopter L SA 315 PK-IWB milik PT. Intan Angkasa dan dua unit helikopter Bell milik Polri yang mengangkut personel Brimob ke Posko Mamontoga, lokasi terdekat dari lokasi penemuan. 

Sebelumnya, Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Budi Purnomo menyebutkan sasaran utama evakuasi adalah korban dan rekaman data penerbangan. 

Tim evakuasi dari SAR gabungan berhasil berada di ketinggian 4.558 mdpl, untuk mengevakuasi tubuh 4 korban meninggal dunia yang berada di dalam pesawat itu dengan medan yang ditempuh dengan kemiringan sekitar 80-90 derajat.

Dari rekaman penerbangan dan pantauan udara, pesawat diduga membentur tebing terjal atau dinding tegak lurus dengan kemiringan 80-90 derajat. Pesawat carter itu mengangkut 1.700 kilogram beras milik Pemkab Puncak.  

Rencananya, pencarian black box akan dilanjutkan esok hari.