Liputan6.com, Kendari - Demo mahasiswa menolak RKUHP dan RUKPK di Kota Kendari, Kamis (26/9/2019) memakan korban. Satu orang mahasiswa tewas tertembak pada dada bagian kanan hingga tembus ke punggung belakang.Â
Mahasiswa tersebut berhasil diidentifikasi bernama La Randi (21), mahasiswa angkatan 2016, semester ketujuh. Korban kuliah di Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.
Informasi yang berhasil dihimpun Liputan6.com, korban berasal dari Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Sejumlah kerabat korban yang ditemui di rumah sakit, tak mengetahui jika korban ternyata kuliah di Kota Kendari.
Advertisement
Sesaat sebelum insiden, terjadi kericuhan antara mahasiswa dan polisi di depan Kantor DPRD Povinsi Sulawesi Tenggara sekitar pukul 16.40 Wita. Saat itu, massa demo mahasiswa berusaha masuk ke depan gedung sekretariat DPRD sejak aksi mulai digelar pukul 13.00 Wita.
Polisi kemudian melepaskan ratusan tembakan gas air mata dan peringatan. Karena massa makin beringas dan terus melakukan perusakan di sekitar Kantor DPRD, polisi melepaskan tembakan ke arah mahasiswa.
La Randi, saat itu diduga terkena tembakan yang diarahkan dari sejumlah polisi yang berjaga di Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Saat itulah, La Randi terkena tembakan pada bagian dada kiri.
"Dia sempat kami berusaha selamatkan, namun sulit bernapas karena kena bagian dada," ujar Ardian, saksi mata di lokasi kejadian.
Setekah tertembak polisi, La Randi sempat digendong rekan-rekannya untuk menghindar dari kerumunan massa. Dengan mata terbuka dan napas tersengal-sengal, La Randi dilarikan ke rumah sakit Korem Kendari oleh rekan-rekannya.
Namun, saat dalam perjalanan, korban meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit. Pihak Korem akan melakukan autopsi.
Komandan Korem 143 Halu Oleo Kendari, Kolonel Yustinus Nono Yulianto mengatakan, pihaknya sudah berusaha melakukan pertolongan, tetapi korban sudah meninggal.
"Tiba di rumah sakit sudah meninggal," ujarnya.
Dia menambahkan, belum mengetahui soal peluru yang menembak korban. Dugaan peluru karet dan peluru tajam, akan diketahui setelah dilakukan visum.
"Belum ada kepastian, kami lakukan visum dulu. Silakan menunggu," ujar Yustinus.
Saat ini, jenazah korban sudah dibawa dari RS Korem ke rumah salah satu kerabatnya di Kota Kendari. Saat ini, kedua orangtuanya sedang dalam perjalanan.