Liputan6.com, Pekanbaru - Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, kembali kedatangan "tamu" yang membuat ketakutan, harimau sumatra. Tak hanya satu, ada dua ekor si Datuk Belang itu dilaporkan menghampiri wilayah dimaksud.
Teror harimau sumatra di kampung dikelilingi rawa gambut itu acap terjadi. Sebelumnya, sudah pernah ada teror Bonita dan Boni berujung maut, lalu warga dimakan si Raja Hutan di konsesi perusahaan tak jauh dari dusun akhir Agustus lalu.
Advertisement
Baca Juga
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau sudah beberapa kali ke lokasi untuk mengatasi konflik antar manusia dan harimau di sana. Pertemuan secara langsung belum ada sejak kasus Bonita dan Boni tahun 2018.
Kepala Bidang Wilayah II BBKSDA Riau Andri Hansen Siregar menyebut tim di lokasi hanya menemukan bukti sekunder berupa jejak. Ada dua jejak berukuran beda ditemukan dari hutan tak jauh dari pemukiman.
"Jaraknya sekitar enam sampai tujuh kilometer karena penemuan jejak itu masuk dalam habitat harimau," sebut Andri di Pekanbaru, Rabu siang, 2 Oktober 2019.
Dengan ukuran jejak tadi, petugas menduga dua harimau tadi merupakan induk dan anaknya. Anak di sini tidak bayi, melainkan harimau remaja yang belum memisahkan diri dari induknya.
Selain jejak, petugas juga menemukan bangkai babi hutan tak jauh dari konsesi perusahaan di sana. Sebagian tubuh babi itu sudah hilang, diduga dimangsa oleh harimau sumatra yang sebelumnya dilaporkan mendekati permukiman.
"Penemuannya akhir September lalu ketika petugas sedang memadamkan kebakaran lahan di pinggir hutan," sebut Andri.
Andri menyebut timnya sudah pulang ke Pekanbaru karena tugas pemadaman kebakaran lahan juga sudah selesai. Sebelum pulang, masyarakat juga diminta melaporkan segera jika ada penampakan harimau sumatra.
"Saya juga ke lokasi, ada dua kali pertengahan dan akhir September lalu. Sebelumnya, juga ke sana saat ada warga dimakan harimau," jelas Andri.
Disebabkan Kabut Asap
Menurut Andri, laporan harimau masuk ke Dusun Danau memang belum bisa dipastikan. Namun dugaan sementara, laporan itu benar adanya karena Dusun Danau sudah beberapa kali dihampiri harimau.
"Dulu kan ada kasus Bonita, masuk ke pemukiman. Harimau itu kini sudah dievakuasi dari lokasi," jelas Andri.
Selain itu, tambah Andri, Dusun Sinar Danau berada di landscape Kerumutan. Meski banyak konsesi perusahaan, masih ada vegetasi hutan yang masih terjaga dan menjadi habitat harimau.
"Kemudian beberapa waktu lalu ada kabut asap masuk ke hutan dari kebakaran lahan di sekitarnya, jadi harimau keluar," ungkap Andri.
Andri menyebut, kabut asap tak hanya membuat manusia kesulitan bernapas tapi juga harimau. Harimau lalu keluar ke lokasi yang kabut asapnya tidak pekat untuk mencari udara segar.
"Sekarang kabut asap sudah tidak ada lagi, mudah-mudahan harimaunya sudah masuk lagi ke hutan," kata Andri.
Selama musim kabut asap di Riau, BBKSDA menerima tiga laporan harimau keluar dari hutan. Selain di Indragiri Hilir, ada juga laporan harimau terlihat di dua desa di Indragiri Hulu.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement