Sukses

Yuk Semangat, Pagi Ini Sekolah di Wamena Memulai Aktivitasnya

Hari ini, sekolah di Wamena mulai beraktivitas.

Liputan6.com, Jayapura - Nurul Mujriha, siswa kelas 4 SD Nurul Hidayah di Wamena tak lagi bisa bertemu sahabat dan temannya di sekolah. Raut mukanya masih sangat sedih. Ia terus mengingat kejadian rusuh Wamena pada Senin pagi, 23 September 2019, saat usai upacara di sekolahnya dan pelajar di sekolah itu berteriak dan berlarian ke luar sekolah.

Nurul ingat betul, bagaimana ia dijemput oleh orangtuanya dan selamat kembali ke rumah.

Tak sampai disitu, rumah yang ditempatinya sebagai tempat yang selama ini dianggap aman untuk berlindung malahan dilempari batu oleh pendemo anarkis yang menyerang siapa saja, serta merusak bangunan dan rumah warga.

"Rumah saya dilempari. Ayah minta saya diam dan tak menangis. Saya takut," katanya sambil tak ingin mengingat kejadian itu.

Nurul kini berada di pengungsian di Yonif 751 di Sentani, Kabupaten Jayapura bersama orangtuanya. Nurul tak lagi di Wamena. Ia mengaku akan kembali ke Makassar, sesuai petunjuk ayahnya.

"Saya tidak sekolah lagi di Wamena. Ayah bilang, kami akan ke Makassar saja, pindah ke rumah nenek," katanya.

Anak-anak berada di pengungsian korban rusuh Wamena di Yonif 751 Sentani di Kabupaten Jayapura. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Nurul sedih, ia harus kehilangan teman di sekolahnya dan harus memulai kehidupan baru di sekolahnya di Makassar.

"Teman saya baik-baik di sekolah, ibu guru juga baik, semua baik di Wamena. Tapi, saya takut kembali ke Wamena. Takut rumah dibakar seperti yang lain," katanya.

Nurul menjadi salah satu anak yang tak lagi bersekolah di Wamena. Padahal hari ini, Senin (7/10/2019) adalah hari pertama aktivitas sekolah di Kota Wamena mulai dilakukan, pasca rusuh Wamena, Senin (23/9/2019).

Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua menginstruksikan semua sekolah yang ada di Wamena harus mulai kembali lakukan aktivitas belajar mengajar di sekolah.

"Anak-anak harus kembali sekolah, kita harus mulai bergerak. Jangan takut, keamanan sudah makin banyak dan saya jamin keamanan warga di Wamena," katanya, Minggu (6/10/2019).

Kata Jhon, aktivitas sekolah akan dimulai dengan pemulihan trauma kepada guru dan murid. "Yang terpenting sekolah harus mulai diaktifkan kembali. Orangtua siswa harus kembali membawa anak-anak sekolah," jelasnya.

2 dari 3 halaman

Guru Tinggalkan Wamena

Walaupun aktivitas sekolah kembali digiatkan, namun Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya mencatat 60 persen dari 446 guru meninggalkan Kota Wamena, pascarusuh terjadi.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya, Bambang Budiandoyo menuturkan guru yang meninggalkan Wamena mencari tempat yang lebih aman.  

Kata Bambang ada 248 guru yang ke luar Kota Wamena dan sisanya berada di Wamena. Ia memastikan aktivitas sekolah besok bisa dilakukan.

"Akan ada pemulihan trauma kepada guru dan siswa. Kegiatan seolah tak langsung proses belajar mengajar," katanya,

Dinas Pendidikan setempat akan mendata per sekolah, berapa guru yang sudah kembali dan yang masih mengungsi, agar data lengkapnya bisa pasti. "Kami berharap ada peningkatan guru yang sudah kembali ke Wamena," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Pengamanan di Sekolah

Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw memastikan keamanan di Wamena semakin kondusif. Ia menjamin keamanan warga dan aktivitas sekolah yang adakan dilakukan hari ini.

Paulus telah menyebar anggotanya untuk berjaga di setiap sekolah yang ada di Wamena. Termasuk hari ini, Minggu (6/10/2019) ada penambahan 100 anggota Brimob dari Kalimantan Timur yang telah tiba dan akan melakukan penebalan pengamanan di Wamena.

"Setiap sekolah akan di jaga oleh aparat keamanan. Bapak dan ibu tak perlu khawatir, kami (aparat keamanan) ada di Wamena. Silahkan berativitas seperti biasanya, kami akan bersama warga di Wamena," katanya.

Paulus menyebutkan saat ini terdapat 451-an Brimob BKO yang berada di Wamena. Aparat Brimob ini belum termasuk penambahan dari Brimob Kalimantan Timur yang datang, serta pasukan organik yang bertugas di Polres dan Kodim Jayawijaya.

"Penebalan aparat akan terus dilakukan jika  dibutuhkan. Penebalan aparat keamanan ini untuk menjaga keamanan bersama," jelasnya.

Paulus memastikan untuk menjaga keamanan diperlukan sinergitas semua pihak, termasuk pemerintah, aparat keamanan dan warga setempat. “Kita harus bergandengan tangan, tetap menjaga situasi Wamena aman dan normal seperti biasanya,” ujarnya.