Liputan6.com, Garut - Untuk meningkatkan citra Garut, Jawa Barat, dalam rencana prestisius pembangunan jalan tol Cileunyi-Cilacap, Jawa Tengah sepanjang 180 kilometer, Pemerintah Garut dan pemerintah pusat memasukan nama Garut dalam rencana nama tol baru tersebut.
"Soal namanya terserah tapi tersemat nama Garut, seperti Cigatas, kan itu Cileunyi, Garut, Tasik, biar pengguna jalan tahu tujuan ke Garut," ujarnya, Selasa (8/10/2019).
Menurutnya, pembangunan jalan tol pertama di wilayah Priangan Timur atau Jawa bagian selatan tersebut, bakal memberikan dampak postif bagi pembangunan masyarakat.
Advertisement
"Salah satunya sektor wisata, sehingga lebih banyak lagi yang datang ke Garut," kata dia.
Baca Juga
Sehingga, permintaan nama Garut dalam pembangunan jalan tol tersebut, cukup beralasan untuk meningkatkan citra baik kota dodol sebagai tujuan utama di wilayah Priangan Timur.
"Masyarakat pun yang ingin berkunjung ke Garut bakal lebih banyak dengan adanya tol ini," ujar dia.
Subhan Fahmi, salah seorang anggota DPRD Kabupaten Garut menilai, masuknya jalan tol Cileunyi-Cilacap tersebut, diprediksi mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Wisatawan yang datang ke Garut bakal lebih banyak, dan ekonomi kreatifnya juga bisa lebih terdorong," dia mengatakan.
Perjalanan Lebih Efektif
Selama ini perjalanan dari Garut hingga Bandung ditempuh sekitar dua jam atau lebih saat terjadi antrean kemacetan. "Mungkin dengan tol bisa satu jam bahkan kurang sudah masuk Garut," kata dia.
Berdasarkan informasi terbaru, ujar Helmi, saat ini rencana pembangunan tol Cileunyi-Cilacap sepanjang 180 kilometer tersebut, sudah memasuki tahap penetapan lokasi (Penlok). "Mudah-mudahan Garut masuk namanya," dia menegaskan.
Rencananya rute jalan tol yang masuk via Garut bakal melintasi kawasan Kadungora, Banyuresmi, Tarogong Kidul, Garut Kota, dan Cilawu sepanjang 27 kilometer.
"Jalurnya dari Gedebage ke Majalaya baru masuk ke Kadungora, ada ada dua gerbang tol di Garut, kalau daerah lain kan hanya satu," papar dia.
Saat disinggung pembebasan lahan, lembaganya belum bisa memberikan penjelasan lebih rinci, sebab hingga kini masih dalam proses penentuan lokasi (penlok).
"Mungkin juga masih bisa bergeser, cuma info yang saya terima gambaran dari Kadungora hingga Cilawu," kata dia.
Pemkab Garut, lanjut dia, hanya membantu kelancaran pembebasan lahan. Rencananya pembebasan lahan dimulai pada 2020. Selain itu, Pemkab juga akan menyesuaikan jalan penghubung dari keluar gerbang tol.
Advertisement
Ancaman Calo Tanah
Di tengah euforia warga terhadap rencana pembangunan jalan tol Cileunyi – Cilacap, lembaganya, ujar Subah, mengingatkan pemerintah Garut mengenai calo tanah yang bisa mengerek harga tanah secara signifikan. "Mohon antisipasi dari sekarang," kata dia.
Menurutnya, keberadaan calo tanah ini dikhawatirkan menghambat progres pembangunan akibat meroketnya harga jual tanah. "Calo itu kan tujuan utamanya mencari untung," dia mengingatkan.
Untuk menyukseskan rencana pembangunan itu, kalangan wakil rakyat di DPRD Garut, meminta pemerintah segera mempersiapkan sejumlah sarana penunjang, terutama jalur penghubung menuju pintu exit tol.
"Kalau exit tolnya bagus, Garut tidak akan jadi kota mati, malah menjadi tujuan," ujar dia.
Seperti diketahui, selama ini perjalanan darat masyarakat Garut dan sekitarnya di wilayah Jawa Barat bagian selatan, lebih banyak menggunakan jalur nasional lintas selatan yang memanjang dari Cileunyi hingga Cilacap via Garut.
Medan yang sempit, bergelombang dan berkelok, merupakan pemandangan lama yang kerap dihadapi pengguna jalan di wilayah selatan Jawa. Tak pelak antrean kemacetan akibat kecelakaan, serta banyaknya kendaraan yang melintas kerap disaksikan dalam setiap momen besar nasional.
Sebut saja momen mudik lebaran, Natal, hingga momen besar nasional lainnya, di sepanjang rute selatan Jawa via Nagreg dan sekitarnya, selalu diwarnai kemacetan total.
Simak video pilihan berikut ini: