Sukses

Belasan Warga 'Asgar' Kembali ke Kampung Halaman Usai Kerusuhan Wamena

Meskipun konflik Wamena cukup berisiko, tetapi mereka berniat kembali ke sana setelah kondisi kondusif.

Liputan6.com, Garut - Setelah mengalami perjalanan panjang dan melelahkan, belasan warga asal Garut (Asgar), Jawa Barat kembali berkumpul bersama keluarga. Mereka berhasil selamat dari medan area konflik Wamena, Papua.

Dengan pengawalan ketat aparat, mereka sempat menjadi pengungsi di wilayah Kota Sentani Kabupaten Jayapura, Papua, sebelum diterbangkan ke wilayah Jawa Barat via bandara Soekarno-Hatta.

Mereka tiba di Kantor Bupati Garut sekitar pukul 23.00 WIB Rabu tadi malam, dan langsung menjalani serangkaian kesehatan. Turut serta dalam penyambutan itu, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, Kapolres Garut AKBP Dede Yudy Ferdiansah, dan Dandim 0611 Garut Letkol Inf Erwin Agung.

“Sekarang ingin cepat kumpul dengan keluarga, kangen juga apalagi mereka khawatir setelah tahu kondisi di Papua,” ujar Ade Toto (60) salahs atu warga Asgar, Rabu (9/10/2019) malam.

Warga Kampung Jungsereh, Desa Cintadamai, Kecamatan Sukaresmi itu mengaku, baru dua bulan lalu kembali ke Wamena, Papua, setelah sebelumnya pulang ke Garut. “Saya ke Papua sejak tahun 2000,” kata dia.

Awalnya sebelum konflik itu mencuat, masyarakat Wamena dikenal baik terhadap pendatang, namun setelah konfilik itu mencuat, semuanya berubah. “Mungkin sudah jalannya harus pulang dulu,” kata dia.

Meski mengalami trauma, namun penjual aksesoris handphone itu berencana kembali ke Papua bersama lima anggota rombongan lainnya, setelah keadaan kondusif. “Sekarang mau istirahat dulu saja di rumah,” kata dia.

 

 

2 dari 2 halaman

Trauma Healing

Untuk mengembalikan mental para pengungsi asal Garut setelah konflik Wamena tersebut, Pemda Garut segera memberikan penanganan trauma bagi mereka. “Psikisnya raut muka ada gambaran sedih,” ujar Wakil Bupati Garut Helmi Budiman.

Besarnya dampak konflik bagi mental para pengungsi ujar Helmi, menyebabkan belasan warga asal kota Intan Garut tersebut, mesti mendapatkan penanganan. “Nanti dari Dinsos (Dinas Sosial) siapkan tim tangani itu (trauma),” ujarnya.

Meskipun kondisi mental mengalami trauma, belasan warga dari lima kecamatan itu, tetap bersyukur bisa kembali ke kampung halaman dengan selamat. “Tadi malam mereka sudah pulang diantar para camatnya,” ujar dia.

Dengan upaya pemulangan tersebut, Helmi menyatakan belasan warga Garut sudah terselamatkan dari konflik multi kepentingan tersebut di bumi Cendrawasih. “Semoga keluarga mereka tidak khawatir lagi,” kata dia.

Untuk memastikan berapa angka pasti total warga Garut di Papua, lembaganya terus melakukan pendataan. “Soal angkanya nanti diumumkan setelah pendataan selesai,” ujarnya.