Liputan6.com, Cirebon - Badan SAR Nasional (Basarnas) mengklaim kesadaran masyarakat Jawa Barat terkait bencana alam mengalami perubahan baik.
Dari data yang didapat, angka kecelakaan akibat bencana alam di Jawa Barat cenderung menurun. Kepala Basarnas Jawa Barat Deden Ridwansyah menyebutkan, sejak Januari tercatat ada 89 kejadian.
Advertisement
Baca Juga
Jumlah tersebut, cenderung menurun dari tahun sebelumnya sebanyak 114 kejadian. Dia juga mengaku terus berkoordinasi terkait persiapan menghadapi musim penghujan.
"Cenderung menurun yah mudah-mudahan jumlah itu tidak bertambah lagi tahun ini. Semakin banyak warga Jawa Barat sadar bencana semakin berpeluang menempuh predikat zero accident tahun 2020," kata Deden di tengah rakor dan latihan pertolongan daerah, Kamis (11/10/2019).
Sementara itu, dari Januari hingga September 2019, terdapat 9 kali kejadian kecelakaan pelayaran di Jawa Barat. Dari jumlah tersebut, dua kejadian di perairan selatan dan sisanya perairan utara Jawa Barat.
Dari jumlah tersebut, tercatat ada 167 korban. Deden menyebutkan, dari 167 korban, sebanyak 100 orang selamat, 50 orang tidak ditemukan dan sisanya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
"Terakhir kami evakuasi 10 ABK asal Indramayu yang kapalnya dihantam ombak dan terbalik diperairan menuju Vietnan. ABK tersebut diselamatkan oleh kapal Brazil dan kami dihubungi kemudian langsung menjemput ABK itu," ujar dia.
Dari data tersebut, kata dia, Basarnas Jawa Barat mengaku kesadaran masyarakat terhadap bencana sudah tinggi. Oleh karena itu, dia mengimbau warga untuk tetap waspada ketika memasuki musim hujan.
Konsolidasi
"Termasuk kami juga terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk menghadapi musim hujan," ujar Deden.
Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Didi Hamzar, menjelaskan rakor menjadi bagian dari konsolidasi Basarnas menghadapi musim hujan.
Peserta juga mendapat pelatihan mengenai penanganan kebencanaan. Dia mengatakan, rakor dilakukan untuk saling berkomunikasi dan mendekatkan diri diantara sesama anggota SAR.
“Kedekatan ini sebagai modal personal untuk menjalin kerjasama untuk meminimalkan aspek resiko terhadap kebencanaan,” ungkap Didi.
Dia menjelaskan, pelatihan kebencanaan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan anggota SAR dan instansi terkait. Pelatihan tersebut sebagai bagian dari upaya pendataan peralatan yang dimiliki oleh masing-masing instansi.
Baik SAR Bandung, Cirebon Polairud Polda Jawa Barat, serta instansi terkait lainnya. Tim Basarnas juga memetakan kekuatan personel dalam mengatasi bencana yang ada di Jawa Barat.
"Sehingga bisa diketahui berapa modal kekuatan untuk melakukan pertolongan saat terjadi bencana," ujar dia.
Advertisement