Liputan6.com, Batam - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disparbud) Kota Batam mulai menata isi Museum Batam di Dataran Engku Putri. Keberadaan Museum tersebut terletak di pusat kota yaitu gedung yang dulunya di gunakan MTQ Nasional 2014.
"Nah Museum Batam bernama universal," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata kepada Liputan6.com, beberapa hari lalu di Harmoni One, Batam Centre.
Advertisement
Baca Juga
Koleksi yang akan dipajang di museum ini nantinya sejarah perjalanan Batam dari zaman Raja Isa Kesultanan Riau Lingga hingga masuknya otorita Batam.
Adapun koleksi yang sudah terpajang di Museum Batam di Dataran Engku Putri salah satunya Bangkeng, tempat menyimpan baju pengantin Melayu yang diperkirakan berusia lebih dari 100 tahun.
Selain bangkeng atau rukop, juga terlihat peralatan rumah berbahan kuningan yang sangat khas dari kebudayaan Melayu, seperti pahar, tempat hidangan berkaki. Kemudian semberit, tempat hidangan berkaki ukuran kecil. Selanjutnya ada talam, tempat hidangan tak berkaki, serta sanggan atau alas dan sangku tempat air cuci tangan.
"Ini juga ada tepak sirih yang berisikan kacip untuk membelah pinang, cembul tempat pinang, gambir, tembakau, dan kapur, alas tepak yang disebut puan, serta keto tempat membuang sisa makan sirih pinang," Ardiwinata di sela-sela pengisian koleksi Museum Batam.
Pada koleksi di sudut "Masa Riau Lingga" tersebut juga terlihat kaki dian atau tempat meletakkan lilin. Selain itu, juga terdapat embat-embat, tempat air wangi dan kupi, tempat menyimpan peralatan menjahit.
Â
Peninggalan Dinasti Ming
Koleksi lain yang dimiliki Museum Batam untuk perlengkapan rumah masyarakat Melayu zaman dahulu adalah belange obat periuk, yaitu tempat untuk merebus ramuan obat-obatan. Juga terlihat tempat air basuh tangan, lekar atau alas periuk, hingga tudung saji.
"Di sisi lain museum ini juga akan ada galeri foto sejarah Batam, dari zaman Belanda sampai sekarang," tutur mantan Kepala Bagian Humas Setdako Batam ini.
Di sini juga akan dipamerkan ratusan keping keramik yang ditemukan di laut Sembulang Galang, serahan dari Kejaksaan dan TNI AL. Keramik ini diketahui dari zaman dinasti Ming, berdasarkan hasil kurasi tim Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatra Barat.
Meski baru dibentuk, Museum Batam ini telah terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Museum yang mengambil bangunan eks Astaka MTQ Nasional 2014 ini terdaftar dalam basis data museum se-Indonesia milik Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman dengan nomor 21.71.U.05.200.
Museum ini kelak akan menjadi pilihan destinasi wisata bagi wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan lokal. Pasalnya, banyak wisatawan yang memang ingin jelajah sejarah Batam dan Melayu.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement