Sukses

6 Keunikan Parade Merah Putih Sambut Pelantikan Presiden

Sisi menarik muncul karena arak-arakan ini tidak hanya sekadar merayakan pelantikan presiden, melainkan juga sarat nilai dan pesan.

Liputan6.com, Yogyakarta Pelantikan presiden disambut di sejumlah daerah. Yogyakarta juga tidak ketinggalan. Melalui acara bertajuk Parade Merah Putih dari Yogya untuk Indonesia, Sabtu (19/10/2019), kota ini ingin menunjukkan dukungan sekaligus doa untuk pemerintahan Indonesia.

Parade ini diikuti 35 kontingen yang mewakili komunitas dan masyarakat yang ada di Yogyakarta. Arak-arakan berangkat dari titik awal di DPRD DIY Malioboro mulai pukul 15.00 WIB menuju titik akhir di Benteng Vredeburg.

Setidaknya ada enam hal yang menarik dari parade ini. Sisi menarik muncul karena arak-arakan ini tidak hanya sekadar merayakan pelantikan presiden, melainkan juga sarat nilai dan pesan.

Pertama, selayaknya upacara grebeg Keraton Yogyakarta, parade ini juga mengarak gunungan. Ada empat buah gunungan yang diarak dari titik awal sampai akhir, yakni, gunungan salak dari Sleman, gunungan bakpia dari kota Yogya, gunungan geplak dari Bantul dan gunungan sayur buah dari Watu Lumbung.

"Pesan yang muncul dari gunungan ini adalah menjadi pemimpin harus memberi kemanfaatan bagi masyarakat dan publik berharap duet Jokowi dan Maaruf Amin dapat memakmurkan rakyat Indonesia," ujar Widihasto Wasana Putra, Koordinator Parade Merah Putih.

Kedua, laskar Barisan Shiratal Mustaqim Central Kota Yogyakarta membawa bendera Merah Putih sepanjang 74 meter yang dibentangkan. Panjang bendera melambangkan usia kemerdekaan RI. Bendera yang dibentangkan ini juga menjadi harapan bangsa Indonesia senantiasa panjang umur dan rakyatnya aman, damai, tenteram, sejahtera, dan selamat dunia akhirat.

Ketiga, Foto Jokowi dan Maaruf Amin diarak menggunakan gerobak sapi. Gerobak sapi sebagai simbol kesederhanaan mengandung pesan kepemimpinan Jokowi dan Maaruf Amin seusai pelantikan presiden dan wakil presiden senantiasa bersahaja, bervisi kerakyatan, dan berpihak kepada nasib kaum buruh, tani, dan wong cilik.

 

2 dari 2 halaman

Persatuan Tanpa Reserve

Keempat, partisipasi kelompok Hadroh Uzwathon Khasanah dalam parade ini memberi nilai religius. Seni religi Islami ini beranggotakan puluhan orang ibu-ibu Kradenan Gamping Sleman akan menampilkan arak-arakan sembari sembari melantunkan selawat Nabi Muhammad SAW diiringi alat musik terbah.

Kelima, Barongsay Panbers juga turut memeriahkan parade. Kesenian khas etnis Tionghoa ini tampil dengan empat buah barongsai dan beratraksi sepanjang Jalan Malioboro. Partisipasi masyarakat Tionghoa menjadi cerminan pembauran budaya yang memperkokoh keragaman seni budaya di tanah air.

Keenam, penyanyi papan atas Edo Kondologit khusus datang dari Jakarta untuk ikut memeriahkan Parade Merah Putih dari Yogya Untuk Indonesia. Artis kelahiran tanah Papua ini membawakan empat lagu, yakni Aku Papua, Pancasila Rumah Kita, Indonesia Pusaka dan Gebyar-Gebyar.

Parade Merah Putih juga melibatkan pelajar dan mahasiswa, yakni kelompok marching band dari Universitas Gadjah Mada dan SMA Bopkri 2 serta paskibraka Resimen Mahakarta DIY dan Universitas Pembangunan Nasional UPN "Veteran".

"Keterlibatan pelajar mahasiswa dalam gerakan kebangsaan semacam ini merupakan salah satu upaya nyata memupuk rasa cinta tanah air dan bela negara," ucap Hasto.

Simak video pilihan berikut: