Sukses

Kisah Terawan Muda Sewaktu Bersekolah di Yogyakarta

Semasa duduk di bangku sekolah, Terawan bukan siswa yang terlihat menonjol.

Liputan6.com, Yogyakarta - Mayjen Terawan Agus Putranto yang terpilih menjadi Menteri Kesehatan di Kabinet Jokowi Jilid II ternyata menghabiskan masa pendidikannya di Yogyakarta. Setelah menamatkan pendidikan menengah pertama di SMPN 2 Yogyakarta pada 1980, Kepala RSPAD Gatot Soebroto ini melanjutkan sekolahnya ke SMA Bopkri 1 Yogyakarta.

Semasa duduk di bangku sekolah, Terawan bukan siswa yang terlihat menonjol. Berdasarkan catatan di sekolah itu, laki-laki kelahiran 55 tahun silam itu mengikuti ekstrakurikuler menggambar, elektro, dan pramuka.

"Ada catatan soal nilainya, tidak terbaik, tetapi di atas rata-rata," ujar Andar Rudjito, Kepala Sekolah SMA Bopkri 1 Yogyakarta, Rabu (23/10/2019).

Andar juga mendengar semasa sekolah, Terawan adalah murid yang baik dan tidak aneh-aneh. Catatan absennya pun hanya satu atau dua hari, itu pun karena izin sakit. Selebihnya dia adalah sosok yang rajin.

Ia mengakui memang tidak pernah bertemu secara langsung dengan Terawan saat menteri kesehatan itu masih bersekolah di SMA Bopkri 1. Namun, justru Terawan lah yang kembali berkunjung ke sekolahnya.

Menurut Andar, terakhir kali kunjungan Terawan ke SMA Bopkri 1 pada Februari lalu. Ketika itu, Terawan menjadi salah satu pembicara dan motivator dalam acara reuni di sekolah.

Beberapa kali juga Terawan mampir ke SMA Bopkri 1 Yogyakarta selepas acara kunjungan ke RS DKT Dr Soetarto. Lokasi rumah sakit itu dengan SMA memang sangat dekat, tidak lebih dari 100 meter.

Andar bercerita Terawan datang tanpa pengawalan sehingga dia bisa bercengkerama dengan Terawan.

"Dengan Terawan menjadi Menteri Kesehatan, tentu kami menyambut gembira dan bangga, kami mengucapkan selamat karena bisa menjadi bagian dari Kabinet Jokowi Jilid II," kata Andar.

 

2 dari 2 halaman

Sosok Bersahaja dan Religius

Andar menilai Terawan adalah sosok yang bersahaja dan religius. Kebersahajannya terlihat dari caranya berinteraksi dengan sesama.

"Pergi tanpa pengawalan itu juga kemauannya beliau, kalau mampir ke sini dia tidak bilang ke Korem, sebab khawatir nanti justru banyak orang yang ikut datang mengawalnya," ucap Andar.

Sisi religius Terawan terlihat dari caranya memandang sebuah masalah. Ia pasrah dan selalu berpikir rencana Tuhan adalah yang terbaik.

Beberapa kali mengobati pasien, Terawan juga tidak memungut biaya. Ia beralasan ada pasien-pasien tertentu yang memang benar-benar membutuhkan bantuan karena tidak mampu.

Melihat karakter dan kebiasaan Terawan, Andar merasa optimistis persoalan BPJS yang tengah melanda bangsa ini akan bisa teratasi.

"Saya yakin dia pasti akan berpihak ke orang-orang yang kurang sejahtera," tuturnya.