Liputan6.com, Manokwari - Sebanyak 800 kampung serta kelurahan di Provinsi Papua Barat menyimpan potensi rawan longsor. Kepala BPBD Papua Barat, Derek Ampnir mengutarakan, pihaknya sudah memiliki catatan berisi data potensi bencana longsor dan banjir tersebar di seluruh kabupaten kota provinsi tersebut.
"Katalog kami lengkap dari lokasi, titik koordinat hingga tingkat kerentananya. Untuk longsor, potensi terbesar berada di Kabupaten Pegunungan Arfak. Sedangkan banjir berada di Teluk Wondama disusul Manokwari, Sorong, Teluk Bintuni dan beberapa daerah lainya," kata Ampnir seperti dikutip Antara, Jumat (25/10/2019).
Baca Juga
Ia minta seluruh kepala daerah di 13 kabupaten/kota di Papua Barat segera menetapkan status siaga bencana. Ini berlaku sejak saat ini hingga Maret 2020.
Advertisement
"BMKG sudah mengeluarkan pemberitahuan terkait cuaca. Maka BPBD di seluruh daerah harus segera bergerak, berkoordinasi dengan bupati/ wali kota untuk menetapkan status siaga bencana sepanjang musim hujan," katanya.
Kepada masyarakat ia pun mengimbau agar waspada terhadap perubahan cuaca serta potensi adanya banjir dan longsor.
"Jaga kebersihan, jangan buang sampah di selokan itu bisa menjadi pemicu banjir. Selokan bukan tempat pembuangan sampah," ujarnya.
Bagi masyarakat yang tinggal di daerah bantaran sungai, ia mengimbau agar, sadar dan bisa membaca tanda-tanda alam. Selanjutnya mempersiapkan diri agar bisa melakukan evakuasi secara mandiri saat bencana datang.
"Kami tentu akan hadir, tapi langkah pertama penyelamatan saat bencana terjadi itukan tentu dari masyarakat sendiri," ujarnya lagi.
Begitu pula masyarakat yang berada di daerah potensi longsor, diimbau agar terus waspada terutama saat hujan lebat terjadi.