Sukses

Cerita Tragis Playboy Disabet Celurit

Pembunuhan dilatari dendam lama bersemi kembali

Liputan6.com, Bangkalan Ada sebuah luka yang tak ada obatnya dalam hati orang Madura yaitu selingkuh. Maka, kematian tragis seorang pemuda bernama Rahmat di Kabupaten Bangkalan Jawa Timur, Kamis (24/10) lalu, menjadi semacam peringatan bagi para playboy: jangan berselingkuh dengan wanita Madura yang telah bersuami.

Bila perselingkuhan sampai ketahuan, hanya ada satu kaidah yang akan terjadi: lebih baik putih tulang daripada putih mata. Padanah kaidah ini adalah lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup bercermin bangkai.

Rahmat, pemuda 30 tahun yang malang. Ia ditemukan tersungkur bersimbah darah di tepi jalan Desa Bumianyar, Kecamatan Tanjung Bumi, sekitar jam 2 siang, Kamis (24/10) lalu. Foto-foto kematian tragisnya menyebar cepat di berbagai grup berbagi pesan whatsapps juga facebook.

Dari foto-foto itu, Rahmat dipastikan bukan korban begal. Sebab, sepedanya ada dan dompetnya pun utuh. Dari KTP dalam dompet itu, identitas Rahmat terungkap. Dia ternyata bukan warga Bumianyar. Alamat yang tertera adalah Dusun Dumargah, Kecamatan Kokop. Sekitar satu jam dari Bumianyar.

2 dari 4 halaman

Lima Jam

Tim Opsnal dan Satreskrim Polres Bangkalan dibantu Polsek Tanjung Bumi bergerak cepat menyelidiki kasus ini. Hanya butuh waktu lima jam, polisi telah menangkap Sahri si pembunuh.

Yang membuat terhenyak banyak orang, ternyata Sahri juga warga Dusun Dumargah, Kokop. Artinya pelaku dan korban tinggal di satu dusun yang sama.

Belakangan malah terungkap, kalau keduanya bertetangga dekat. Letak geografis inilah yang kemudian menguatkan dugaan, pangkal pembunuhan itu tak jauh-jauh dari perkara Asmara.

Syahdan, pada 2017, Sahri mengadu nasib ke Malaysia, mendapat kabar buruk dari sepupu istrinya. Bahwa si istri kepergok bermesraan dengan Rahmat di dalam rumah.

Kabar itu, membuat Sahri buru-buru membeli tiket pulang kampung. Ia ingin membuat perhitungan. Beruntung, saat itu amarah Sahri berhasil diredam oleh sesepuh desa. Dan untuk mencegah pertumpahan darah, Rahmat menuruti saran para aparat desa agar merantau sementara waktu ke Banjarmasin.

3 dari 4 halaman

Lima Hari

Dua tahun di Banjarmasin, Rahmat memutuskan pulang kampung. Ia tiba pada senin (21/10) lalu. Kedatangannya itu langsung diketahui Sahri karena rumah mereka pas bertetangga, tak sampai selemparan batu jaraknya.

Melihat Rahmat berkelebat, amarah dua tahun lalu di hati Sahri kembali membara. Sebuah pembunuhan dirancang. Sahri bahkan telah meminta restu dari orang tuanya.

Maka, pada kamis yang nahas itu, tepat hari ke lima datang dari Banjarmasin. Sahri bersama temannya membuntuti Rahmat yang entah untuk keperluan apa pergi bersepeda ke Desa Bumianyar.

Di sebuah jalan yang sepi, Sahri menemukan momemtum, saat Rahmat menepi untuk mengangkat sebuah panggilan telepon. Dengan kalap, Sahri membabatkan celurit ke tengkuk belakang juga membacok dada Rahmat berulang kali.

Begitu Rahmat tersungkur, Sahri melarikan diri dan pulang ke rumahnya. Rahmat pun tewas di hari ke lima pulang kampung. Dan Sahri ditangkap di rumahnya, lima jam setelah membunuh. Sebuah kebetulan serba angka lima yang memilukan.

4 dari 4 halaman

Seumur Hidup

Keesokan harinya, selepas jumatan, Polres Bangkalan menggelar jumpa pers peristiwa yang viral dengan tagar pembunuhan Tanjung Bumi itu. Ketika dihadapkan pada wartawan, tersangka Sahri masih sempat menyungging senyuman.

Semua pertanyaan yang diajukan oleh Kapolres Bangkalan AKBP Rama Samtama dijawab dengan tangkas dan lugas oleh Sahri. Bahwa dia membunuh karena perselingkuhan yang dia akui tak melihatnya sendiri. Dan dia juga mengaku puas telah membunuh tetangganya itu.

"Setelah membunuh dia, muncul rasa puas. Tapi setelah itu saya sangat menyesal," kata Sahri.

Tentang sosok istri yang ia bela dengan segenap jiwa raga, Sahri mengatakan si istri kini tinggal di kota Surabaya bersama anak sematawayang mereka.

Dan Sahri akan sangat amat merindukan mereka, sebab dia akan dipenjara seumur hidup atas sebuah pembunuhan berencana.

Video Terkini