Liputan6.com, Banjarnegara - Bukan Budhi Sarwono namanya jika tak suka bikin heboh. Usai viral slip gaji, Bupati Banjarnegara ini kembali bikin ramai dunia maya dengan aksinya rebahan dan guling-guling di jalan.
Ya, beberapa hari terakhir ini foto sang bupati dengan pose ngempos (mengempaskan diri) di jalan bersama dua kepala dinas atau OPD kembali ramai menghiasi jagat medsos. Saking viralnya gaya Bupati Banjarnegara ini bahkan sampai ditiru oleh bocah-bocah SD.
Foto tersebut kali pertama diunggah oleh akun Instagram Kabupaten Banjarnegara awal pekan ketiga November 2019 ini. Mendadak sontak, unggahan nyeleneh ini pun menuai komentar beragam.
Advertisement
Baca Juga
Tak pelak, pose sang bupati ini pun menjadi konsumsi warganet. Di antara komentar positif, muncul pula komentar negatif alias nyinnyir.
Misalnya, komentar dari akun suwignyo.rk. Dia bertanya soal pencopotan pejabat yang tak becus urus jalan.
“Ini yang katanya mau dicopot gara gara gak becus urus jalan kok malah eksis bareng. Ah saya sudah faham,” tulis suwignyo.rk, di kolom komentar.
Ada pula komentar bernada heran. “Biar apa?,” tulis akun andriawan.
Berawal dari Instagram, foto Bupati Banjarnegara ini beredar kencang di Facebook hingga aplikasi perpesanan, WhatsApp. Lantas, bagaimana komentar sang bupati?
Saksikan video pilihan berikut ini:
Apa Maksud Bupati Rebahan dan Guling-Guling di Jalan?
Budhi mengaku aksinya rebahan di jalan itu murni spontan. Dia membantah ada setting atau rekayasa dari fotonya yang nyeleneh ini.
“Oh, itu foto murni. Tidak ada rekayasa sama sekali,” katanya, Kamis, 24 Oktober 2019.
Ikhwal foto viral ini, ia pun berkisah, Senin (21/10/2019) ia mengajak Kepala DPU PR, Tatang Rochyadi dan staf, Humas, staf Satpol PP dan Kodim, menengok jalan di Desa Petir Kecamatan Purwanegara, khususnya Dusun Kayubima, Krinjing, dan Sranti yang terisolasi.
Jalur tersebut juga menghubungkan dengan Kabupaten Kebumen. Ternyata kondisinya sangat buruk.
Saat rombongan Bupati meninjau jalan ini, ia bahkan sempat marah kepada Kepala DPU PR. Kemarahan sang Bupati pun diunggah di kanal berbagi video.
“Kemarahan saya beralasan. Kok, masih ada warga saya yang belum merdeka. Jalan di sini rusak parah,” ucapnya.
Dia mengaku malu lantaran sudah membangga-banggakan Jalan Pandanarum yang halus dan Jalan Duren yang sudah mulus. Ternyata, berdekatan di wilayah itu, di Petir, Kayubima, Krinjing dan Sranti ini, kondisi jalan berkebalikan 180 derajat.
Bahkan saking rusaknya, di kanal berbagi video, banyak yang mengira jalan tersebut bukan berada di Kayubima, Banjarnegara. Mereka menerka jalan-jalan yang rusak parah itu berada di pedalaman dan bahkan ada yang menduganya wilayah luar Jawa.
“Rusak dan ekstrem sekali jalannya. Ini tidak adil. Banyak warga yang mengira itu bukanlah wilayah Banjarnegara, itu di luar Jawa atau pedalaman. Karena kondisinya yang parah,” dia mengungkapkan.
Advertisement
Janji Bupati Perbaiki Jalan Banjarnegara
Perjalanan di jalur rusak parah itu layaknya siksaan bagi Budhi. Itu makanya, begitu masuk ke jalan mulus, Budhi lega.
“Nah, ketika pulang dari Desa Petir itulah, saya coba lewat ruas jalan Kutawuluh-Gumiwang yang benar-benar jalan jos. Lebar, halus, mulus. Spontan saya buka pintu mobil dan saya empaskan tubuh ini ke tengah jalan. Itu ekspresi kegembiraan saya. Kok, jalannya bagus sekali,” ujarnya.
Saking bahagianya bertemu dengan jalan bagus, Budhi bahkan sempat berguling. Tetapi, saat berguling pun ia sempat mengucapkan syukur. Ada harapan dan doa dalam aksinya.
“Saya ingin Desa Petir Kayubima dan seterusnya segera menikmati jalan bagus seperti ini. Air juga melimpah. Saya gembira sekali waktu itu, sekaligus termotivasi untuk segera mewujudkan pembangunan jalan Desa Petir Kayubima,” dia menjelaskan.
Perangkat Desa Petir yang enggan disebut namanya mengatakan, Pemdes sudah lama mengajukan pembangunan jalan itu. Namun, baru kali ini ada titik terang.
Dia mengaku dana desa baik DD maupun ADD cuma cukup untuk membangun jalan desa. Karenanya, ia sangat berterima kasih ketika Pemerintah Kabupaten Banjarnegara mengambil alih jalan desa menjadi milik kabupaten.
Denga demikian, biaya pembangunan dan perawatan jalan menjadi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Banjarnegara. Dia berharap, jalan mulus tak sekadar mimpi dan janji.
“Semula kami ragu, apa betul akan dilaksanakan pembangunan jalan itu. Rakyat sudah teriak, jangan hanya janji-janji. Tapi setelah bupati turun langsung bersama tim, sekarang kami percaya,” ucap perangkat desa ini.