Sukses

Teluk Bintuni, Negeri Kaya di Tanah Papua Barat

Potensi terbesar Teluk Bintuni ada di sektor pertambangan. Kawasan ini kaya minyak bumi, gas alam, dan batu bara.

Liputan6.com, Teluk Bintuni - Berlokasi di kawasan kepala burung, Pulau Papua, Teluk Bintuni menyimpan segudang kekayaan alam, dari pemandangan indah, hingga hasil bumi.

Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw menyebutkan Teluk Bintuni merupakan wilayah terluas di Papua Barat memiliki potensi besar yang masih bisa digali sehingga bisa dijadikan sumber devisa negara.

"Ini potensi luar biasa dari Tuhan," ujar Petrus dalam wawancara SCTV, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, selain dianugerahi pemandangan yang indah, potensi terbesar Teluk Bintuni ada di sektor pertambangan. Kawasan ini kaya minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Saat ini, potensi gas alam mencapai 30 triliun cubic feed per day.

Pihaknya, Petru melanjutkan, terus mengembangkan potensi gas alam ini melalui LNG Tangguh yang sudah memasuki pembangunan train 3. Kemudian, pembangunan kawasan industri Desa Onar untuk pengembangan pupuk dan petrokimia, serta konsesi Blok Kasuri yang dikembangkan oleh Genting Oil.

Selain kekayaan tambang, wilayah Teluk Bintuni juga menghasilkan udang dan kepiting. "Udang dan kepiting dari Teluk Bintuni ini cukup besar, kita menyuplai 2 juta ton ke Jakarta. Selain itu, kita juga mengekspor ke mancanegara, seperti Malaysia, Singapura, China, dan Jepang," jelasnya.

Di sektor kehutanan, ada kawasan mangrove yang merupakan cagar alam terbesar setelah Arizona di Brasil. "Dengan kawasan ini, kita mampu menjaga oksigen dunia, ini andalan di Papua Barat yang mendukung Papua Barat sebagai kawasan konservasi," dia menjelaskan.

2 dari 2 halaman

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Petrus Kasihiw mengaku selain mengembangkan berbagai potensi alam di Teluk Bintuni, pihaknya juga terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu contohnya melalui pusat pelatihan teknik industri dan migas.

"Hari ini sudah menghasilkan 300 tenaga kerja siap pakai. Satu tahun kita bisa menghasilkan 400 tenaga kerja siap pakai. Dan lulusannya sudah mendapatkan tempat kerja di industri-industri yang ada di Teluk Bintuni," ujar Petrus bangga.

Tidak hanya itu, pemerintah daerah juga memberdayakan perempuan di Teluk Bintuni untuk meningkatkan pendapatan, tidak hanya rumah tangganya, tetapi juga daerah.

"Dengan pengembangan agribisnis dan agrowisata bisa menyerap tenaga kerja. Mama-mama di kampung yang tadinya di rumah saja, sekarang bisa turun ke kebun, kita berikan bantuan lahan, bibit, edukasi, dan lain-lain," dia menambahkan.

Selain peningkatan kualitas SDM, pihaknya juga terus melakukan inovasi-inovasi yang berdampak pada kesejahteraan penduduk. Dalam sektor pertanian, misalnya, peralihan alat pertanian dari yang tradisional menjadi modern.

Bahkan, sistem Early Detection and Treatment (EDAT) dalam mengeliminasi malaria, berhasil mendapatkan penghargaan dari PBB. "Untuk tingkat dunia, kita berhasil mendapatkan juara 1 di Maroko, PBB kasih kita award," dia menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini: