Liputan6.com, Solo - Putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka memberikan bantuan air bersih kepada warga yang daerahnya mengalami kekeringan. Bos Markobar itu datang dengan membonceng sepeda motor untuk menyaksikan pemberian bantuan air bersih.
Gibran Rakabuming mengirimkan bantuan sebanyak empat tangki air bersih kepada warga Kampung Bayan, Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Solo pada Jumat, 1 November 2019. Warga pun tampak menata dengan rapi jerigen maupun ember untuk memperoleh pembagian bantuan air bersih.
Advertisement
Baca Juga
Suami Selvi Ananda itu pun ikut mendatangi lokasi pengiriman bantuan air bersih dengan membonceng motor matik yang dikendarai seorang anggota Paspampres. Gibran Rakabuming tampak mengenakan helm full face lengkap dengan mengenakan kaca mata hitam.
Setah turun dari motor, ia langsung menyapa para warga yang sedang mengantre bantuan air bersih. Gibran juga turut menyaksikan pemberian bantuan bersih di dua titik, yakni di RT 03 dan RT 04 serta RT 01 dan RT 02 Kampung Bayan, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo.
Kirim Bantuan Empat Mobil Tangki Air Bersih
Dalam kesempatan itu Gibran yang didampingi Ketua RT 03 RW 10 Kampung Bayan, Suprat Setiawan ikut melihat dari dekat kondisi sumur milik warga yang telah kering. Para warga memenuhi kebutuhan air bersih setiap harinya dengan membeli air.
Gibran mengatakan pemberian bantuan air bersih kepada warga tersebut karena menurut laporan daerah yang meliputi RT 01, RT 02, RT 03 dan RT 04 RW 10 Kampung Bayan, Kelurahan Kadipiro, Solo itu mengalami kesulitan air bersih. Setelah melakukan pengecekan lokasi, selanjutnya pada sore harinya, dia mengirim mobil tangki air bersih sebanyak empat armada.
"Kemarin kan ada laporan dari tim saya bahwa beberapa titik di Solo mengalami kekeringan atau susah air bersih. Dari hasil survei titik-titiknya sudah tahu, maka hari ini saya kirim empat mobil tangki air," kata dia.
Menurut Gibran, pemberian bantuan air bersih dengan mobil tangki air itu hanya untuk penanganan jangka pendek kekeringan yang melanda daerah tersebut. Ke depannya langkah yang akan diambil dengan menambah kedalaman sumur milik warga.
"Ini kan cuma solusi untuk jangka pendek, nanti kita carikan solusi jangka panjangnya adalah kita bikin sumur yang lebih dalam," ujarnya.
Advertisement
Tambah Bantuan Air Bersih
Tak hanya di titik lokasi tersebut, Gibran menyebutkan ke depan, timnya akan mengecek lokasi lain di Solo yang mengalami kekeringan atau susah air bersih. Pasalnya, pemberian bantuan air bersih kali ini merupakan yang pertama kalinya.
"'Kita satu per satu nanti akan kita kirim bantuan tangki air bersih. Kita masih survei, kita masih lihat lokasinya dan solusinya apa. Tapi nanti dari tim saya pasti memberikan laporan titik-titik mana saja yang mengalami kekeringan," jelasnya.
Sementara, Ketua RT 03 RW 10 Kampung Bayan mengatakan daerahnya mengalami kekeringan dan sulit air bersih sejak dua bulan lalu. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih dengan membeli air bersih karena kalau mengandalkan pasokan air dari PDAM hanya mengalir pada malam hari dan jumlahnya sedikit.
"Ada warga yang sebagian pelanggan PDAM tapi (air) keluarnya malam. Ada warga yang sebagian sumur tapi itu sudah kering semua," ujar dia.
Warga Beli Air Bersih
Sedangkan terkait bantuan air bersih, ia mengaku baru sekali ini memperoleh bantuan air bersih. Kebetulan yang memberikan bantuan air tersebut pertama kalinya adalah Gibran Rakabuming Raka. "Tidak pernah ada bantuan air bersih, baru sekali ini dan Alhamdulillah," ucapnya penuh syukur.
Menurut dia, bantuan tersebut bisa membantu untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga sebanyak 90 KK di RT 03 RW 10 Kampung Bayan, Kelurahan Kadipiro, Solo. Pasalnya, selama ini untuk memenuhi kebutuhan air bersih harus dengan membeli.
"Untuk beli ya harganya sekitar Rp3.000-Rp 3.500 per jerigen kapasitas 35 liter. Semoga bantuan dua mobil tangki air bersih ini bisa memenuhi kebutuhan warga," harapnya.
Sementara itu, Ketua RT 01 RW 10 Kampung Bayan mengatakan kekeringan setiap tahun selalu melanda daerahnya. Kekeringan yang melanda kampungnya tersebut telah terjadi selama dua bulan. Alhasil, untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya, warga dengan membeli air.
"Setiap harinya warga bisa membeli sampai tiga jerigen. Satu jerigen air bersih dhargai Rp3.000," sebutnya.
Sebagian warga di kampung tersebut memang memanfaatkan sumur air tanah untuk kebutuhan air bersihnya. Sedangkan, yang memakai pasokan air PDAM hanya sedikit. "Kini sumur sudah kering. Kalaupun ada yang masih mengeluarkan air cuma tar-tir sedikit," tuturnya.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement