Sukses

'Merdeka 100 Persen', Gelora Perjuangan Kapten Mudita di Pulau Dewata

Kapten Mudita merupakan ahli perang gerilya

Liputan6.com, Denpasar - Keluarga besar pahlawan Bali, Kapten TNI Anak Agung Gede Anom Mudita atau yang biasa dikenal dengan sebutan Kapten Mudita memiliki harapan besar atas perjuangan tokoh yang terkenal dengan slogan 'Merdeka Seratus Persen' ini.

Ya, 'Merdeka Seratus Persen' masih ia pekikkan sebelum mengembuskan nafas terakhir sesaat setelah peluru Kolonial Belanda bersarang di tubuhnya. Saat Komandan Kodim (Dandim) 1626/Bangli, Letkol Inf Himawan Teddy Laksono berkunjung ke Puri Kilian Bangli, keluarga menyampaikan beberapa harapan yang dititipkan kepada Dandim asal Jawa Tengah tersebut.

Sebagaimana diketahui, Kapten Mudita memang berasal dari Puri Kilian Bangli. Saat ini, Penglingsir (tokoh atau raja) Puri Kilian Bangli adalah Anak Agung Gede Bagus Ardana yang merupakan adik kandung dari pahlawan Kapten Mudita.

Pada kesempatan pertemuan itu, sang adik meminta secara khusus kepada Dandim Bangli untuk memperjuangkan agar sang kakak bisa ditetapkan menjadi pahlawan nasional.

"Ada beberapa harapan dari pihak keluarga yang dititipkan kepada saya, salah satunya adalah harapan agar Kapten Mudita diperjuangkan menjadi pahlawan nasional," kata Dandim Bangli yang karib disapa Letkol HTL itu kepada Liputan6.com, Kamis (7/11/2019).

Letkol HTL amat tersanjung diberikan amanah untuk memperjuangkan Kapten Mudita menjadi pahlawan nasional. Ia berjanji akan meneruskan aspirasi dari pihak keluarga kepada stakeholder terkait.

"Tentu amanah ini merupakan kehormatan besar bagi saya untuk dapat memperjuangkan keinginan pihak keluarga agar Kapten Mudita dinobatkan menjadi pahlawan nasional," kata Letkol HTL.

Bagi Letkol HTL, Kapten Mudita dipandang layak menyandang status pahlawan nasional, karena sikapnya yang begitu gigih memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Bahkan, kata dia, Kapten Mudita tak hanya rela mengorbankan tahta dan hartanya, tetapi juga tak takut kehilangan nyawanya demi bebasnya negeri ini dari penjajahan.

"Dalam pandangan saya, Kapten Mudita merupakan pejuang yang layak dan memenuhi syarat untuk menyandang status pahlawan nasional. Sebagai Dandim Bangli yang diberikan amanah ini, saya akan berupaya semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang saya miliki untuk mewujudkan harapan tersebut,” kata Letkol HTL.

 

2 dari 2 halaman

Merdeka Seratus Persen

Di sisi lain, ia berpesan kepada generasi muda untuk terus meneladani dan melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan kegiatan yang positif. Ia percaya generasi muda yang kuat akan membawa Indonesia kepada puncak kejayaannya.

Kapten Mudita dilahirkan pada tahun 1924. Ia merupakan figur yang amat cakap dalam menyusun perang gerilya. Lantaran kecakapannya dalam perang gerilya, Komandan Perang Gerilya I Gusti Ngurah Rai mengangkat Kapten Mudita sebagai Koordinator Wilayah Pertempuran Bali Timur yang meliputi wilayah Bangli, Gianyar, Klungkung, dan Karangasem.

Untuk mendukung perjuangan gerilya itu, Kapten Mudita mampu memobilisasi rakyat. Bahkan, tanah seluas sekitar 100 hektare milik keluarganya dihibahkan kepada masyarakat untuk mendukung perjuangan Kemerdekaan Indonesia.

Kapten Mudita gugur dalam kepungan musuh pada 20 Nopember 1947, tepat setahun setelah Perang Puputan Margarana, 20 November 1946 antara Pasukan Ciung Wanara dipimpin Letkol I Gusti Ngurah Rai. Sesaat sebelum mengembuskan nafas terakhirnya, Kapten Mudita memekikkan 'Merdeka Seratus Persen' dengan lantang, yang membuat Belanda kembali menembak dirinya hingga tersungkur tak bernyawa.

 

Simak video pilihan berikut ini: