Liputan6.com, Malaka - Perjuangan hidup Miguel Noronya (68) warga Dusun Wemalae (Tubaki), Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, NTT sungguh menyayat hati.Â
Bersama sang istri, Fransiska Dasilva (40) dan delapan anaknya, mereka tinggal di sebuah gubuk yang tidak layak huni. Miguel adalah buruh tani dan mantan pejuang merah putih di Timor Timur. Ia tidak mempunyai lahan sendiri untuk digarap. Tanah yang digarap selama ini adalah milik Dinas Kehutanan Provinsi NTT.
Ironisnya, kehidupan Miguel yang miris itu luput dari perhatian pemerintah. Bahkan, bantuan berupa beras bagi keluarga miskin pun tak pernah ia terima. Saking susahnya, kedua anaknya yang masih sekolah sampai gagal mengikuti komuni pertama di gereja Katolik lantaran tak punya biaya.
Advertisement
Namun ada sedikit harapan saat Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Malaka, Felix Bere Nahak mendatangi gubuk reot Miguel, Senin (11/11/2019) lalu.
Kepada keluarga Miguel, Felix menyerahkan bantuan berupa sembako. Ia mengaku prihatin dengan kondisi keluarga Miguel setelah mengikuti pemberitaan media.Â
"Tolong menolong inikan manusiawi, siapapun kita wajib bantu jika benar-benar mereka sedang butuh pertolongan," katanya.
Felix berharap ada perhatian serius, baik itu dari pemerintahan desa, Kecamatan maupun kabupaten, untuk keluarga Miguel.
"Dengan kehadiran saya, akan memberi pesan kepada yang lain supaya bisa turut serta memberikan perhatian kepada keluarga ini terlebih dengan tumbuh kembang anak," imbuhnya.
"Karena kemiskinan, anak-anak juga ikut merasakan perih dari hidup orangtuanya," katanya menambahkan.
Pranoto Simu, salah satu pengusaha muda di Malaka juga turut turun tangan membantu keluarga Miguel. Dirinya turut prihatin dengan kondisi Miguel dan delapan anaknya yang hidup di gubuk yang tidak layak huni itu. Ia juga menyerahkan bantuan secara pribadi kepada keluarga Miguel.
"Saya justru mendapat informasi ini dari media sehingga tergerak untuk membantu dengan ikhlas," ungkapnya.
Ia berjanji akan memberi bantuan lahan sawah dan membangun rumah layak huni bagi keluarga Miguel.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Tanggapan Kades
Kondisi kehidupan Miguel ditanggapi juga oleh Kepala Desa Wehali, Roby Tei Seran.Â
Robi mengatakan, Miguel Noronya belum terdata status kependudukannya. Hal itu yang membuat dirinya sulit mendapat bantuan dari pemerintah. Bantuan perumahan layak huni memprioritaskan masyarakat tidak mampu dengan status lahan jelas.
"Belum melaporkan diri di pemerintahan desa. Miguel juga belum memiliki lahan sendiri yang menjadi salah satu persyaratan menerima bantuan rumah," katanya.
"Harusnya dia melaporkan keberadaannya di RT/RW setempat lalu ke pemerintah desa," katanya menambahkan.
Advertisement