Liputan6.com, Kuningan - Upaya meningkatkan daya saing bidang pendidikan terus dilakukan. Sejumlah terobosan kerap kali dilakukan dengan berbagai kegiatan kerja sama atau kolaborasi.
Salah satunya adalah dengan PT Bank Central Asia (BCA) Tbk melalui BCA Cash Management Academy. Diketahui, Program BCA Cash Management Academy (CMA) merupakan program Teaching Factory pertama yang berbasis pada industri perbankan.
Advertisement
Baca Juga
Program tersebut digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjembatani sekolah dengan dunia industri yang memiliki kesamaan bidang keterampilan.
"Expo Pendidikan dan Technologi atau EPITECH ini salah satu cara kami mengenalkan program yang sudah dirancang kepada siswa SMK," kata Kepala Sentra Layanan Perbankan Elektronik BCA Joanes Justira Gunawan, Selasa (13/11/2019).
Dia menyebutkan, dalam event tersebut, BCA bekerja sama dengan PT E- Science Indonesia (ESI) mengikuti jalannya rangkaian kegiatan Expo. Keikutsertaan BCA dalam pameran EPITECH menjadi peluang untuk memperkenalkan program CMA kepada masyarakat, khususnya di kalangan guru dan siswa SMK di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Selama tiga hari berturut-turut, siswa SMK akan melakukan simulasi menghitung dan mensortir uang menggunakan mesin.
"Kami juga memberi piagam kerja sama untuk tiga SMK mitra di Jawa Barat, yakni SMK Cibinong, Kuningan, dan Purwakarta. Sejauh ini, kan, hanya melihat saja dari mesin cara mengambil uang dan hingga setor tunai," ujar dia.
Dalam program CMA tersebut, siswa SMK akan mendapat fasilitas mesin penunjang. Seperti ATM, cash recycling machine (CRM), dan mesin sorting uang milik BCA.
Pengalaman
Joanes mengatakan, program kerja sama tersebut tidak hanya dilakukan di sekolah saja. Pihaknya sudah mempersiapkan tempat magang untuk siswa SMK.
Dia menjelaskan, kurikulum BCA CMA berjangka waktu sembilan bulan. Tiga bulan peserta akan belajar dan praktek di kelas, enam bulan peserta mendapat kesempatan magang di perusahaan pengelola kas dan ATM mitra BCA.
"Agar dapat merasakan kondisi kerja yang sesungguhnya terkait pengelolaan uang tunai dan ATM," kata dia.
Joanes optimis expo pendidikan tersebut menjadi wadah yang pantas untuk mengenalkan program edukas dan aplikatif kepada siswa SMK.
Menurutnya, salah satu pilar penting bagi pembangunan nasional adalah SDM. Oleh karena itu, dia berharap program teaching factory dapat menghasilkan generasi muda berkualitas dan mampu beradaptasi dengan kemampuan teknologi kekinian.
“Melalui program ini, kami berharap ilmu dan wawasan yang sudah diterima di bangku sekolah dapat diimplementasikan untuk dapat menghasilkan lulusan yang siap bekerja, khususnya di perusahaan pengelola kas dan ATM,” urai Joanes.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement