Liputan6.com, Samarinda - Detasemen Khusus alias Densus 88 Antiteror Mabes Polri membekuk tiga terduga teroris sekaligus di tiga lokasi berbeda di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Ketiga terduga teroris yang ditangkap itu yakni Furqon ditangkap di Kelurahan Sambutan, M Ismail di Kelurahan Teluk Lerong, dan La Olani ditangkap di Kelurahan Selili, Samarinda.
Didin sempat salah sangka mengira warganya ini terjerat kasus narkoba. Ia ikut menyaksikan penggeledahan barang pribadi tersangka yang sebagian diamankan Polisi.
Advertisement
Ada sejumlah barang bukti yang disita polisi. Dia menyangka, kasus terorisme ini adalah kasus narkoba. Dia bahkan menduga ada sabu yang disita polisi.
Belakangan, Didin menyadari salah satu warganya itu ternyata ditangkap personel Densus 88 Antiteror. Apalagi, ia pun belum cukup mengenal dekat kepribadian M Ismail yang belum setahun menetap di Samarinda.
Baca Juga
"Sekitar pukul 13.00 (kemarin) ditangkap polisi (M Ismail)," kata Ketua RT 18 Kelurahan Teluk Lerong Samarinda Didin, Rabu (20/11/2019).
Didin bilang, Ismail adalah pribadi yang cukup tertutup. Kesehariannya, pria muda ini jarang bergaul dengan warga di lingkungan sekitarnya. Ismail berasal dari Nusa Tenggara dan mengaku tengah mengadu nasib di Samarinda.
Dalam peristiwa ini, Didin menjadi saksi polisi menggeledah rumah kontrakan M Ismail di Jalan Cendana Samarinda. Ia tidak melihat barang mencurigakan milik tersangka.
"Isinya kontrakannya biasa saja, ada baju, Al Quran dan seperti warga umumnya," dia mengungkapkan.
Sedangkan terduga teror lain, Furqon (24) malah populer di lingkungan kontrakan di Jalan Alimuddin, Kelurahan Sambutan. Meski belum sebulan menetap, pria asal Nusa Tenggara ini mampu mencuri hati pemilik kontrakan dan tetangga, sebelum ditangkap Densus 88 Antiteror lantaran diduga terlibat terorisme.
"Orangnya baik saja, seperti orang kebanyakan, tempat kami bertanya agama," kata pemilik kontrakan, Marzuki (28).
Terduga Teroris Ramah dan Kerap Ajari Ibadah
Selama pergaulannya, Marzuki menyebutkan, Furqon tidak pernah menunjukan perilaku aneh. Pergaulannya pun jauh dari kata intoleren apalagi radikal.
"Gampang bergaul serta memiliki pengetahuan tentang agama Islam," dia menerangkan.
Marzuki mengaku suka bergaul dengan Furqon yang mempengaruhinya agar lebih baik. Ia pun kerap belajar tentang agama Islam dari pria ini.
"Kan bagus saja mempengaruhi hal baik pada diri kita," ujarnya.
Dia pun mengaku meminta Furqon tinggal di kontrakannya. Sehari-hari terduga teroris itu membantu kios air galon isi ulang di dekat kontrakan.
Hanya saja, Marzuki membenarkan penampilan Furqon yang cenderung unik. Pria ini gemar memelihara jenggot serta berpenampilan celana cingkrang.
Kesaksian betapa populernya Furqon di kalangan tetangga juga disampaikan tetangga kontrakan M Rizwan (28) tinggal bersebalahan dengan Furqon. Rizwan tinggal di kontrakan pintu nomor 1 yang bersebelahan pintu kontrakan Furqon yang nomor 4.
"Keseharian bajunya biasanya, pakai kaos. Kalau terdengar suara azan langsung bergegas ganti baju dan sholat jamaah," ucap
Rizwan menilai Furqon mampu cepat beradaptasi dengan penghuni lain. Sehingga pria ini langsung menjadi panutan dalam beribadah dan tempat bertanya tentang hukum Islam.
"Kami sering bertanya tentang hukumnya hutang piutang dan lainnya. Dia bisa menjelaskan pertanyaan kami dengan baik," dia mengungkapkan.
Rizwan dan Marzuki masih tak percaya tuduhan terorisme dituduhkan polisi. Bagi mereka, tetangganya ini adalah orang baik.
Liputan6.com sudah berupaya mengkonfirmasi ke kepolisian daerah. Akan tetapi, hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi kepolisian.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement