Liputan6.com, Bandung - Alunan suara penyanyi perempuan membawakan Bubuy Bulan begitu selaras dengan alunan irama calung dan kendang. Tak berselang lama kemudian, hentakan gordang, alat musik Batak diikuti bunyi sulim mengiringi lagu Butet.
Dua lagu tersebut menjadi pembuka acara Pertunjukan Rakyat Cimahi Margondang di Cimahi Convention Hall, Sabtu (23/11/2019) malam.
Perpaduan unsur dua lagu daerah tersebut sontak membuat suasana hening menjadi riuh.
Advertisement
Penonton yang terpantau dari kalangan usia muda, semakin takzim dengan penampilan tarian yang dibawakan dengan ciri khas lagu kedua daerah. Lagu Mojang Priangan dan Maragam-Ragam mengiringi kolaborasi Tari Jaipong dengan Tari Tor-Tor.
Baca Juga
Para penari yang berasal dari dua latar belakang budaya berbeda tampak kompak dan harmonis mementaskan dua tari tradisional di atas panggung.
Begitulah acara Cimahi Margondang yang mengangkat tema Mewujudkan Persatuan Melalui Komunikasi Kebudayaan. Acara ini merupakan program dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia yang bekerjasama dengan anggota DPR RI Komisi IÂ Nico Siahaan.
"Itulah keindahan kalau mojang Priangan bersinergi dengan butet dari tanah Batak. Acara ini menjadi bukti bahwasannya sinergi persatuan itu akan indah apabila dilakukan dengan kebersamaan," kata Selamatta Sembiring, Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo memberi sambutan.
Perbedaan instrumen musik menurutnya bukan sebuah persoalan. Namun bisa disajikan dalam satu harmoni yang menghasilkan musik yang bernyawa.
"Dan kesatuan negeri adalah kado terindah pendiri negara ini. Kita sekarang tinggal merawatnya. Oleh karena itu hari ini kita gelar pertunjukan rakyat semacam ini untuk mempersatukan budaya. Yang akan datang tentunya kita bisa persatukan suku bangsa di republik ini untuk memperkuat dan memperkokoh NKRI," ujarnya.
Melalui persatuan, ia berharap masyarakat bisa sebagai meredam informasi hoaks. Adanya rasa saling menghargai, menjadikan warga lebih bijak dalam menerima setiap informasi yang ada.
"Sekarang ini ini kita ada di era digital. Mari kita gunakan gawai untuk hal hal positif karena sekarang ini banyak konten hoaks, fakenews, radikalisme dan banyak sekali konten negatif yang jika tidak diwaspadai bisa terjerumus dalam perpecahan," katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Cimahi, Ngatiyana mengapresiasi pertunjukan seni dan budaya ini. Warga Cimahi menurutnya amat menghargai perbedaan dan keberagaman.
"Ini menandakan budaya ini dijadikan sebagai sarana komunikasi antara masyarakat baik itu dari daerah manapun. Tentunya pertemuan budaya ini merupakan wahana pergaulan yang sangat baik," katanya.