Liputan6.com, Jakarta - Sedikitnya 51 pendidik dari berbagai lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kudus, Jawa Tengah berbagi hasil penerapan play-based learning atau pembelajaran berbasis bermain yang telah berhasil memberikan dampak pada anak didiknya. Pemaparan para pendidik itu disampaikan dalam Konferensi Guru dan Festival Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada 26-27 November 2019.
Mereka bagian penting transformasi yang telah mengembangkan berbagai praktik inovatif pembelajaran berbasis bermain, dalam menyikapi pesatnya perkembangan revolusi industri 4.0. Di antaranya, dalam pengembangan keterampilan 4C (Critical Thinking, Creativity, Communication, and Collaboration) yang sangat penting untuk menyiapkan generasi penerus menghadapi tantangan dan peluang abad 21.
Advertisement
Baca Juga
Topik penelitian mereka beragam, di antaranya Mendorong Antusias Belajar Generasi 4.0 melalui Concrete Experiential Learning, Melibatkan Peran Serta Masyarakat dalam Pembelajaran PAUD melalui Program ‘Kula Nuwun’, dan Pembelajaran Berbasis Bermain melalui Penelitian Kebunku dalam Mengembangkan Numerasi Dasar Anak TK B.
"Kudus telah menjadi saksi di mana sikap belajar sepanjang hayat atau lifelong learning, telah dibentuk sejak anak usia dini oleh guru PAUD yang juga tidak berhenti belajar dan berinovasi," kata Kepala Pusat Pengemanbangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP PAUD dan Dikmas) Jawa Tengah, Djajeng Baskoro.
Hadir di konferensi, Djajeng menyaksikan bagaimana segenap pendidik PAUD Kudus telah mengembangkan berbagai strategi peningkatan kualitas PAUD yang dapat menjadi contoh dan motivasi baik tidak hanya di Kudus, tapi juga untuk daerah lain.
"Kemampuan mereka telah teruji untuk berfikir secara saintifik dan menghasilkan karya riset praktik yang dapat menjawab kebutuhan pendidikan di masa yang akan datang. Kami mendorong agar inisatif tersebut makin berkembang, menjadi teladan dan menginspirasi berbagai pihak dan daerah dalam mendidik SDM Indonesia yang unggul," tandas Djajeng.
Konferensi dan Festival ini merupakan karya kolaborasi antar pendidik dari Guru Inti PBG Kudus, PAUD Terpadu Kalirejo, PAUD Cahaya Nur, PAUD Masehi, PAUD Kanisius dan RA NU Matholibum Ulum 01 Gebog. Juga didukung partisipasi berbagai pakar dari luar Kudus yakni PT Kuark Internasional yang sejak 2017 telah aktif memberikan pendampingan serta Prof. Nena P. Valdez, B.Sc., M.A., Ph.D sebagai pembicara keynote konferensi.
Ketua Panitia Konferensi Wening Damayanti mengatakan bahwa masa-masa di PAUD merupakan tahapan penting dan unik dalam kehidupan anak yang seharusnya diisi dengan proses pembelajaran berbasis bermain. Penekanan ini juga sesuai dengan hal yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada Hari Kegiatan Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Nasional (18/11) di Jakarta.
Bahwa konsep bermain dan belajar yang seharusnya membentuk murid PAUD, mengenalkan cara berkolaborasi, cara menemukan kreativitas, kemudian menjadi cinta sekolah dan cinta belajar. Bukan soal cepat berhitung, cepat menulis, atau cepat membaca.
Konferensi Guru dan Festival PAUD ini memberikan kesempatan bagi lebih dari 200 pendidik PAUD Kudus untuk datang bersama belajar serta melihat praktik-praktik yang telah kami mulai untuk menjawab tantangan PAUD saat ini.
"Mereka juga diajak untuk berpikir kritis dalam mencari solusi atas tantangan-tantangan yang ada dalam proses pengembangan SDM berkualitas di lembaga masing-masing," ujar Wening yang juga salah satu pengelola di Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus, serta pengajar di PAUD Masehi Kudus.
Hadir pula Bunda PAUD Kudus Mawar Hartopo yang mengapresiasi usaha para pendidik PAUD dan pengelola Pusat Belajar Guru Kudus dalam mengembangkan model inovatif pendidikan anak usia dini.
"Kolaborasi para pihak terkait menjadi kunci utama untuk mengembangkan model pendidikan PAUD yang baik. Kami mengapresiasi kolaborasi para pendidik PAUD dan Pusat Belajar Guru Kudus dalam konferensi ini dan berharap Kabupaten Kudus bisa menjadi contoh yang baik bagi pengembangan PAUD ke depan," imbuh Mawar Hartopo.
Sebagai penutup, Wening manyampaikan, “Kami berterimakasih atas dukungan dan kesempatan pengembangan kepada kami sebagai guru di Kudus. Ke depannya, kami harap kolaborasi antar berbagai pihak makin berkembang agar kita dapat menyiapkan anak didik kita di seluruh Kudus untuk bersaing dan berkarya di dunia global[FH1] ”.
Sejak 2017, sejumlah pendidik PAUD di Kudus telah menerima dukungan pengembangan profesionalisme oleh PT. Kuark Internasional dan Pusat Belajar Guru Kudus. Konferensi ini menjadi showcase segenap guru PAUD Kudus telah berhasil membawa perubahan pada lembaga dan anak didiknya.
Rangkaian Konferensi pada 26/11/2019 ditutup dengan penganugerahan makalah terbaik dari guru PAUD Kudus untuk selanjutnya 27/11/2019 dilanjutkan dengan Festival PAUD di PAUD Terpadu Kalirejo