Sukses

5 Fakta Anggota TNI yang Bubarkan Tawuran Siswa STM di Kendari

Seorang Anggota TNI yang bubarkan tawuran pelajar di Kendari, ternyata pernah bertugas di Papua dan Aceh.

Liputan6.com, Kendari - Seorang anggota TNI, membubarkan tawuran pelajar Sekolah Teknik Menengah (STM) Kendari,Jumat (6/12/2019) siang. Pria berbadan kekar itu, diketahui bernama Kopral Dua (Kopda) Emanuel Maresyembun.

Saat itu, puluhan siswa STM Kendari, terlibat perkelahian di depan SPBU Rabam, berjarak beberapa puluh meter dari sekolah mereka. Perkelahian ternyata hanya kerena persoalan sepele.

Penyebabnya, salah seorang pelajar kelas 1, menginjak gelas air mineral bekas. Sisa air dalam gelas, menyemprot dan membasahi celana salah seorang seniornya.

Karena lupa dan takut meminta maaf, pelajar yang diketahui bernama Dandi (16) itu dikeroyok. Pengeroyokan Dandi, berbuntut kasus tawuran antar kelas dan kelompok.

Saat tawuran itu, puluhan pelajar yang melihat lawan mereka dalam sebuah mobil angkot, meminta sopir berhenti dan melempari mobil. Saat itu, mobil Kepala Staf Kodim 1417 Kendari yang melintas di samping angkot ikut terkena lemparan.

Dengan berani, sopir mobil Kasdim 1417 yang diketahui bernama Emanuel Maresyambun langsung turun dan mengamankan pelajar yang beberapa diantaranya memegang senjata tajam. Pasalnya, Emanuel sempat khawatir akan dipertanyakan di kantor soal mobil pimpinan yang sedikit penyok terkena lemparan.

Karena tindakan cepat Kopda Emanuel Maresyambun, puluhan siswa STM Kendari yang nyaris terlibat tawuran, bubar seketika. Karena aksinya pula, sebuah mobil angkot berisi penumpang lain dan siswa yang nyaris dianiaya, bisa diselamatkan.

2 dari 6 halaman

Latihan 2 Jenis Beladiri

Kopda Emanuel Maresyambun (37), lahir di Saumlaki, Maluku Tenggara Barat, ternyata menguasai 2 jenis beladiri. Sejak bertugas di Batalyon Infanteri (Yonif) 725 Woroagi pada 2003, dia sudah mengikuti beladiri kempo.

Beladiri kempo, merupakan salah satu beladiri wajib yang mesti dikuasai anggota TNI. Meskipun, Emanuel mengakui, dia tidak fokus mengikuti kempo dan latihannya kadang putus-putus.

Namun, pada 2016, Emanuel Maresyembun, mulai aktif mengikuti Yongmodo. Beladiri ini, merupakan gabungan beladiri terkenal seperti karate, kempo dan yudo.

Hingga hari ini, Emanuel rutin mengikuti beladiri Yongmodo di Kodim 1417 Kendari. Disana, beladiri ini menjadi agenda latihan rutin anggota TNI di Kodim 1417 Kendari.

3 dari 6 halaman

Pernah Sekolah di STM

Kopda Emanuel Maresyembun ternyata pernah bersekolah di STM Ambon, di Maluku. Emanuel Maresyembun hanya dua tahun berada di sekolah itu dan kemudian memutuskan keluar.

Selama bergaul dan merasakan status siswa STM, dia banyak merasakan pergaulan sebagai remaja laki-laki yang didik keras. Sebab, di sekolah itu jarang sekali diminati siswa perempuan.

"Saya tahu anak STM itu kadang suka berkelahi, karena mereka banyak bergaul dengan laki-laki. Tapi, jangan salah arah sebenarnya, jangan bergaul yang bikin kita terlena," katanya.

Dia mengatakan, jika seorang siswa membuat masalah di sekolah, yang akan susah orang disekitarnya. Sebab, kalau sudahb bersentuhan dengan hukum, pasti orang tua terlibat.

4 dari 6 halaman

16 Tahun di Barak Tentara

Kopda Emanuel, masuk bertugas di Kodim 1417 Kendari sejak 2017. Dia yang sudah memiliki 1 anak, masuk sebagai anggota TNI pada 2003.

Dia awalnya, mendaftar di propinsi Papua dan mendapatkan penugasan di Batalyon Infanteri 725 Woroagi, Sulawesi Tenggara. Selama 16 tahun, dia berada di dalam barak tentara.

Selama itu pula, Emanuel mendapatkan didikan keras soal disiplin, fisik dan mental serta strategi perang sebagai salah seorang anggota TNI. Didikan pimpinannya, menjadi pedoman Emanuel bersikap selama bertugas menjadi anggota TNI.

Setelah tinggal di barak bersama rekan-rekannya, Emenuel juga pernah mengecap hidup di dalam asrama tentara. Sebelum pindah keluar Yonif 725 Woraogi, Emanuel hidup selama beberapa tahun dalam asrama.

5 dari 6 halaman

Jebolan Aceh dan Papua

Sejak diterima sebagai anggota TNI dan bertugas pertama kali di Yonif 725 Woroagi Sulawesi Tenggara, Emanuel Meresyambun sudah dua kali menjalani penugasan luar.

Pada tahun 2004-2005, dia sempat ditugaskan di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Saat itu, baru beberapa bulan setelah bencana tsunami yang melanda wilayah itu.

Sekitar 3 tahun setelah itu, dia kemudian bertugas di perbatasan Papua-Papua Nugini pada 2008-2009. Disana, pria kelahiran Maluku 1983 silam, banyak menghabiskan waktu di wilayah hutan Papua, menjaga keamanan perbatasan.

6 dari 6 halaman

Lama Menikah

Lama tinggal dan berlatih di barak TNI Yonif 725 Woroagi, menjadi salah satu alasan Emanuel Meresyambun lama menikah. Saat ini, Emanuel sudah memiliki salah seorang istri dan seorang dikaruniai seorang bocah berusia 3 tahun.

Pria yang saat ini berstatus sopir Kasdim 1417 Kendari, menikah pada 2015. Padahal, rata-rata rekannya menikah sekitar tahun 2010 hingga 2014 lalu.

"Saya menikah, tapi terlambat. Mungkin terlalu lama bergaul," ujarnya sambil tertawa.

Hari ini, selain bertugas sebagai sopir Kasdim, Emanuel juga berusaha mencari penghasilan tambahan. Saat hari libur dan tak ada tugas kantor, dia mencari penumpang pesawat udara yang membutuhkan jasa agkutan mobil rental dari Bandara Udara Halu Oleo menuju Kota Kendari.

Saksikan juga video pilihan berikut ini: